Penyelenggaraankegiatan pelayanan di rumah sakit juga tidak terlepas dari risiko dari yang ringan sampai berat dan fatal, kehilangan nyawa. Konsekuensi dari hal-hal tersebut mengharuskan organisasi rumah sakit menerapkan konsep organisasi dan manajemen yang sangat mengutamakan tingkat akurasi dan ketelitian serta kehati-hatian yang tinggi
16 Jun Rumah sakit adalah pusat pelayanan untuk masyarakat yang memiliki masalah kesehatan. Dengan datang ke rumah sakit maka tentunya masyarakat berharap untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan yang baik sehingga tubuhnya bisa kembali sehat. Namun sayangnya di Indonesia pelayanan kesehatan sering kali masih tergolong menyulitkan bagi banyak orang, untuk dapat berobat pasien harus melewati proses administrasi yang rumit yang membuat para pasien yang sedang sakit justru bertambah sakit. Untungnya pelayanan kesehatan ini terus berusaha diperbaiki oleh pemerintah agar masyarakat bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan semaksimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan sistem manajemen rumah sakit yang baik. Pada saat ini sistem manajemen rumah sakit yang dikenal secara umum adalah SIMRS. Dengan adanya sistem informasi manajemen yang berbasis web tersebut tentunya membuat proses pendataan pasien dan seluruh hal yang ada di rumah sakit menjadi lebih tertata. Alhasil proses pelayanan rumah sakit pun menjadi lebih cepat diselesaikan. Di dalam rumah sakit, guna melaksanakan proses pelayanan untuk para pasien, maka rumah sakit dibagi menjadi beberapa unit. Untuk membantu Anda mengenal apa saja unit pelayanan yang ada di rumah sakit, berikut ini garis besar 5 unit pelayanan yang ada di rumah sakit Unit Medis Tentunya unit medis adalah unit yang terdepan dalam hal pelayanan rumah sakit, pada saat Anda datang ke rumah sakit untuk berobat maka tentunya unit medis ini adalah unit pelayanan rumah sakit yang akan Anda datangi. Unit medis ini terdiri dari beberapa bagian. Pertama, ada bagian poliklinik yang merupakan unit perawatan kesehatan yang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan ranah penyakit pasien, seperti misalnya poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum, poliklinik gigi, poliklinik kulit dan sebagainya. Kemudian ada bagian UGD yang merupakan unit medis yang khusus menangani pasien yang memerlukan tindakan dengan segera karena keadaan yang darurat. Selain itu ada juga bagian ruang operasi, ruang dokter, laboratorium klinis, gudang medis, ruang tunggu pasien, radiology, rehabilitasi, pathology dan fisioterapi. Satu bagian unit medis yang menangani banyak hal ini tentunya tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya sistem manajemen rumah sakit yang menunjangnya, oleh karena itu kini digunakan SIMRS untuk setiap rumah sakit agar bisa menangani dan mengelola data serta berbagai macam hal yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit. Unit Rawat Inap Dalam unit rawat inap ini maka berkaitan dengan seluruh kebutuhan pelayanan untuk pasien yang dirawat inap di rumah sakit tersebut. Unit rawat inap ini terdiri dari rawat medis, ruang obat, ruang tidur, konsultasi, nurse station dan pantry. Semua bagian tersebut saling membantu untuk memberikan pelayanan yang baik bagi pasien selama dirawat inap di rumah sakit tersebut. Pada unit rawat inap ini juga membutuhkan SIMRS untuk mengelola data pasien yang dirawat inap di rumah sakit itu, karena pasien rawat inap biasanya juga dibagi-bagi berdasarkan diagnosanya, misalnya pasien rawat inap dari bagian kandungan biasanya disatukan dalam satu ruangan rawat inap yang sama. Maka dari itu banyak data yang juga harus dikelola dengan baik di unit rawat inap ini. Unit Keperawatan Lalu ada juga unit keperawatan yang berkaitan dengan farmasi, rekam medis, ruang perawat, perawatan poliklinik dan lain sebagainya. Unit keperawatan juga sama pentingnya dengan dua unit sebelumnya dalam melayani pasien, justru biasanya perawat yang ada di rumah sakit jumlahnya jauh lebih banyak daripada dokternya, karena tugas perawat selain membantu dokter dalam memeriksa pasien juga bertugas untuk membantu serta mengawasi pasien selama masa perawatan di rumah sakit tersebut. Sebelum ditangani oleh dokter yang bertugas, biasanya pasien akan bertemu dengan perawat terlebih dulu untuk pengecekan dasar kesehatan tubuh seperti misalnya tensi darah. Unit Administrasi Selain urusan yang berkaitan dengan kesehatan pasien secara langsung, di sebuah rumah sakit tentunya ada juga unit administrasi yang mengurusi masalah administrasi yang berkaitan dengan rumah sakit, berikut pengelolaan keuangan rumah sakit, data pasien, data staff, arsip, pendaftaran dan lain sebagainya. Di dalam unit administrasi ini juga sangat diperlukan adanya SIMRS untuk bisa mengelola data rumah sakit yang begitu banyak dengan lebih baik. Unit House Keeping Dan Teknis Sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat maka tentunya kebersihan dan kelancaran kinerja rumah sakit menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maka dari itu unit house keeping dan teknis ini tidak bisa dikesampingkan dari berjalannya proses pelayanan rumah sakit. Unit house keeping dan teknis ini terdiri dari gudang ambulance, gudang umum, mekanikal, elektrikal, ruang serbaguna, laundry, cleaning service dan engineering. Share MenerapkanBudaya Patient Safety di Rumah Sakit. Mei 15, 2013 / in Warta Utama UAD / by webmaster. Dugaan malpraktek yang dilakukan petugas pelayanan kesehatan yang mengakibatkan pasien mengalami kerugian mulai dari materi, cacat fisik bahkan sampai meninggal dunia memperlihatkan masih rendahnya mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. patient

Standar Pelayanan Minimal Rumah SakitStandar pelayanan minimal Rumah Sakit adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar Rumah Sakit yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada ini diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit meliputiPelayanan gawat daruratPelayanan rawat jalanPelayanan rawat inapPelayanan bedahPelayanan persalinan dan perinatologyPelayanan intensifPelayanan radiologiPelayanan laboratorium patologi klinikPelayanan rehabilitasi medikPelayanan farmasiPelayanan giziPelayanan transfusi darahPelayanan keluarga miskinPelayanan rekam medisPengelolaan limbahPelayanan administrasi manajemenPelayanan ambulans/kereta jenazahPelayanan pemulasaraan jenazahPelayanan laundryPelayanan pemeliharaan sarana rumah sakitPencegah Pengendalian InfeksiBerikut penjelasan masing-masing jenis pelayanan tersebut1. Pelayanan gawat daruratStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan gawat darurat adalahNoIndikatorStandar1Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa100%2Jam buka pelayanan gawat darurat24 jam3Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS/BTCLS100%4Ketersediaan tim penanggulangan bencanaSatu tim5Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat 70%7Kematian pasien 90% diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB> 60% kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS> 60%3. Pelayanan rawat inapStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan rawat inap adalahNoIndikatorStandar1Pemberi pelayanan di Rawat Inap1. Dokter Spesialis2. Perawat minimal Pendidikan D32Dokter penanggungjawab pasien rawat inap100%3Ketersediaan pelayanan rawat inapAnakPenyakit dalamKebidananBedah4Jam visit dokter s/d setiap hari kerja5Kejadian infeksi pasca operasi 48 jam 90% inap TB Penegakkan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB> 60% inap TB Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS> 60%12Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa1. NAPZA2. Gangguan psikotik3. Gangguan nerotik4. Gangguan mental organik13Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri100%14Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu £ 1 bulan100%15Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa 80%6. Pelayanan intensifStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan intensif adalahNoIndikatorStandar1Rata-rata pasien yang Kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama 80%8. Pelayanan laboratorium patologi klinikStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan laboratorium patologi klinik adalahNoIndikatorStandar1Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium 80%9. Pelayanan rehabilitasi medikStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan rehabilitasi medik adalahNoIndikatorStandar1Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan 80%10. Pelayanan farmasiStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan farmasi adalah tunggu pelayanan obat jadi 80%4Penulisan resep sesuai formularium100%11. Pelayanan giziStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan gizi adalahNoIndikatorStandar1Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien> 90%2Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien 60%6Cost recovery> 40%7Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan100%8Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap< 2 jam9Ketepatan waktu pemberian imbalan insentif sesuai kesepakatan waktu100%17. Pelayanan ambulans/kereta jenazahStandar pelayanan ambulans/kereja jenazah adalahNoIndikatorStandar1Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah24 jam2Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit< 230 menit3Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan? sesuai ketentuan daerah ?18. Pelayanan pemulasaraan jenazahStandar pelayanan pemulasaraan jenazah adalahNoIndikatorStandar1Waktu tanggap response time pelayanan pemulasaraan jenazah< 2 jam19. Pelayanan laundryStandar pelayanan laundry adalahNoIndikatorStandar1Tidak adanya kejadian linen yang hilang100%2Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap100%20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakitStandar pelayanan pemeliharaan Rumah Sakit adalahNoIndikatorStandar1Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat< 80%2Ketepatan waktu pemeliharaan alat100%3Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi100%21. Pencegah Pengendalian InfeksiStandar pelayanan pengendalian infeksi adalahNoIndikatorStandar1Ada anggota tim PPI yang terlatihAnggota tim PPI yang terlatih 75%2Tersedia APD di setiap instalasi/departemen60%3Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial/HAI health care associated infection di RS min 1 parameter75%SumberKeputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Denganadanya inovasi di Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman tersebut semenjak tahun 2018, kualitas pelayanan semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan Indek seharusnya pihak rumah sakit memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Disamping itu hal yang menjadi perhatian utama dalam pelayanan di RSUD
makalah sistem pelayanan rumah sakitmakalah sistem pelayanan rumah sakitummi pratiwi Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,  Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,  Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi, Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
TUJUANPELAYANAN Umum : Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di Rumah sakit Khusus : menyelenggarakan asuhan gizi terstandar di Ranap dan Rajal menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman dikonsumsi menyelenggaraan penyuluhan dan konseling gizi
Dalam sebuah RS pastinya ada sistem manajemen yang mengatur jalannya pekerjaan agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi. Manajemen sebagai proses sosial yang mengikutsertakan tanggung jawab untuk membuat rencana dan regulasi yang efektif. Dengan adanya proses manajemen diharapkan semua dapat berjalan teratur untuk mencapai tujuan bersama. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANIda Herwati, Ronal Surya Aditya, Munaa, Lailatul Kodriyah, Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANPenulis Ida Herwati, Ronal Surya Aditya, Nihayatul Munaa, Lailatul Kodriyah, ISBN 978-623-329-124-8Copyright © Maret 2021Ukuran cm X 21 cm; Hal viii + 78 Penata Isi M. Rosyiful Aqli Desainer Sampul Ahmad Ariyanto Cetakan I, Maret 2021Diterbitkan pertama kali oleh Literasi Nusantara Perum Paradiso Kav. A1 Junrejo - BatuTelp +6285887254603, +6285841411519Email penerbitlitnus Web Anggota IKAPI No. 209/JTI/2018 Didistribusikan oleh CV. Literasi Nusantara AbadiJl. Sumedang No. 319, Cepokomulyo, Kepanjen, Malang. 65163 Telp +6282233992061 Email redaksiliterasinusantara KATA PENGANTAR PUJA DAN PUJI SYUKUR selalu kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan, dan kesabaran sehingga penulis berhasil menyelesaikan buku yang berjudul “Manajemen Pelayana Kesehatan” ini dengan tepat waktu. Tujuan dari penyusunan buku ini adalah untuk memudahkan para mahasiswa dalam memahami bagaimana Manajemen pelayanan Kesehatan. Dalam sebuah RS pastinya ada sistem manajemen yang mengatur jalannya pekerjaan agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi. Manajemen sebagai proses sosial yang mengikutsertakan tanggung jawab untuk membuat rencana dan regulasi yang efektif. Dengan adanya proses manajemen diharapkan semua dapat berjalan teratur untuk mencapai tujuan penyusunan buku ini tentunya bukan atas usaha penulis saja namun ada banyak pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga buku ini berhasil menyadari bahwa buku ini tentu tidak luput dari kekurangan. Sehingga, kritik, saran serta masukan dari pembaca sangat kami harapkan dalam penyempurnaan buku Maret 2021 iii DAFTAR ISI Kata pengantar — iii Daftar isi — v Daftar Tabel — vi Daftar Gambar — viiKonsep Dasar Manajemen — 1 Konsep Dasar Organisasi — 23 Pelayanan Kesehatan — 29Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan — 43Manajemen Strategi Rumah Sakit — 63Daftar Pustaka — 71 Biografi Penulis — 75 v DAFTAR TABELTabel Format SPM untuk Badan Layanan Umum Daerah —vi DAFTAR GAMBAR Gambar Proses Manajemen — 8 Gambar Bagan proses POAC — 11 Gambar Tingkatan Manajemen — 13 Gambar Kompetensi Manajemen — 13 vii KONSEP DASAR MANAJEMENalam sebuah perusahaan pastinya ada sistem manajemen yang mengatur jalannya pekerjaan agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi. Manajemen dapat dideskripsikan sebagai proses sosial yang mengikutsertakan tanggung jawab untuk membuat rencana dan regulasi yang efektif. Dengan adanya proses manajemen diharapkan semua dapat berjalan teratur untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian ManajemenManajemen adalah hal yang dilakukan oleh seorang manajer. Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management dengan kata dasar to manage yang berarti mengelola. Manajemen sendiri bisa didefinisikan sebagai sebuah proses agar bisa mencapai tujuan dalam suatu organisasi yang bisa bekerja sama langsung dengan sumber daya yang dipunyai dengan tepat. Cara ini tentunya harus bisa dilakukan oleh siapa saja, baik seorang individu atau is the process of deciding how best to use a business’s resources to produce goods or provide service Rue & Byars, 2005. Manajemen adalah proses yang menentukan 1 pengambilan keputusan terbaik mengenai bentuk sumber daya bisnis yang akan digunakan untuk memproduksi barang atau layanan jasa. Termasuk di dalam sumber daya bisnis antara lain pekerja, lahan, dan dana produksi. Manajemen juga merupakan suatu bentuk kerja yang mengikutsertakan pengkoordinasian sumber daya organisasi untuk memenuhi tujuan LingkupRuang lingkup manajemen terbagi menjadi 2 yaitu stratejik Berkaitan dengan proses menyeleksi strategi dan aturan yang menyangkut pemaksimalan tujuan organisasi. Termasuk di dalamnya aktivitas yang mengarah pada tujuan, strategi, dan pengembangan rencana, aksi, dan aturan organisasi untuk menyempurnakan tujuan organisasi secara keseluruhan. Fokus manajemen stratejik pada lingkungan luar dan operasi yang akan datang. Manajemen stratejik menentukan arah jangkauan organisasi dan berkonsentrasi pada memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menganbil kesempatan yang lebih operasi Manajemen operasi terbagi menjadi 6 cabang. Disini akan dijelaskan secara umum mengenai setiap cabang ruang lingkup manajemen operasi sumber daya manusiaManusia adalah titik sentral dalam pembahasan manajemen. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia haruslah dilakukan dengan baik. Manusialah yang menentukan kegagalan atau keberhasilan organisasi. Secanggih apapun mesin, sistem, perangkat komputer, akan menjadi tidak berguna ketika tidak ditopang oleh kehandalan manusia. Oleh karenanya, manusia adalah jiwa atau ruh dari suatu organisasi. Kewajiban manajemen2 sumber daya manusia saat ini adalah mengikuti paradigma “sistem sosial” dimana karyawan diperlakukan sebagaimana layaknya seorang manusia yang bermartabat. Sebagai cabang ilmu manajemen, manajemen sumber daya manusia juga mempunyai empat fungsi manajemen yaitu, POAC Planning, Organizing, Actuating, Controlling. ProduksiPemakaian istilah manajemen operasi adalah untuk mengakomodasi kegiatan penciptaan nilai tambah atas inputan yang terjadi di sektor jasa. Pada hakikatnya, manajemen operasi adalah upaya pengelolaan manusia menciptakan nilai tambah atas input berupa berbagai sumber daya atau yang sering disebut faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin dan peralatan, bahan mentah, 5M = Man, Money, Machine, Material, and Method dan sebagainya. Proses penciptaan nilai tambah added value di dunia industri manufacturing sering disebut sebagai produksi. Sedangkan proses penciptaan nilai tambah added value di dunia jasa services sering disebut sebagai Pemasaran Pada dasarnya manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan. Dimaksudkan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Hal ini berarti, dalam manajemen pemasaran tercakup serangkaian kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atas barang, jasa dan gagasan dengan tujuan utama pihak yang keuanganPengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan untuk mendapatkan dana3 yang dibutuhkan dan menggunakannya seefisien mungkin. Mengingat pengertian itu maka seorang manajer keuangan haruslah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perbankan, pasar modal, dan perekonomian secara luas. Pasar uang untuk mendapatkan dana yang murah serta mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menginvestasikan baik dalam bentuk investasi surat berharga deposito, saham, obligasi, reksadana maupun investasi fixed MutuTidak hanya berfokus pada kualitas produk, tapi juga cara untuk mencapainya. Termasuk di dalamnya menetapkan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab perusahaan dan tanggung jawab perusahaan serta melaksanakannya dengan cara seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan mutu dalam sistem LogistikMenangani pemanfaatan dari material secara efisien dan efektif sehingga modal yang digunakan seminimal mungkin dan agar produk ataupun jasa yang dihasilkan berharga seminim mungkin tetapi tetap berkualitas cabang fungsional manajemen tersebut merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan oleh organisasi, kesemuanya saling terkait dan tergantung. Keberhasilan manajemen juga ditentukan oleh keberhasilan keenam cabang fungsional tersebut. Artinya keberhasilan organisasi berasal dari salah satu, salah dua, salah tiga atau kesemua cabang fungsional manajemen tersebut secara jadi keberhasilan manajemen keuangan bisa menutup ketidakberhasilan kelima manajemen yang lain atau sebaliknya. Secara kumulatif keberhasilan satu, dua atau tiga cabang manajemen akan mempengaruhi4 keberhasilan manajemen organisasi secara keseluruhan. Meski demikian, dalam praktek, tidak ada satu organisasipun yang mampu mempertahankan kesuksesan dalam jangka panjang hanya dengan keberhasilan salah satu cabang fungsional untuk mencapai kesuksesan pencapaian tujuan manajemen perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang lingkup, yaitu manajemen stratejik dan manajemen operasional manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen mutu dan manajemen logistik. Fungsi ManajemenSebagai seorang yang sudah manajer perlu memiliki banyak pengetahuan dan juga wawasan dalam bidang manajemen, dan supaya mendapatkan hasil yang lebih optimal. Sebagai seorang manajer haruslah mengerti dan menguasai setiap detail dari masing-masing fungsi manajemen yang ada saat masing-masing fungsi itulah seorang manajer dapat berperan dan berlaku sesuai dengan kaidah manajemen. Lantas apa saja fungsi dari manajemen itu? Berikut penjelasannya Merupakan suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu program Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan antar Termasuk perekrutan karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya karyawan tersebut dengan efektif. Tujuan dari staffing 5 adalah untuk mengusahakan tersedianya sumber daya karyawan yang terbaik untuk organisasi Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan, motivasi, dan pengarahan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi and Reporting Mencatat dan melaporkan secara terinci dengan tujuan evaluasi terhadap yang telah diperoleh dan yang masih perlu dikembangkan untuk mencapai Meliputi penyediaan dana ataupun sarana dan prasarana serta penetapan anggaran sebagai strategi untuk pelaksanaan program yang akan Menilai kinerja karyawan secara keseluruhan dalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya untuk mencapai tujuan ManajemenAdapun proses manajemen yaitu POLC Planning, Organizing, Leading, Controlling. Gambar Proses Manajemen Daft, 2000 6 Empat tahap dalam proses manajemen, yakni Perencanaan merupakan definisi mengenai organisasi di masa depan dan cara mencapai tujuannya. Perencanaan berarti penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di masa depan, ditambah dengan penetapan tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran rencana atau perencanaan yang buruk dapat menjatuhkan kinerja organisasi. Dalam proses manajemen, rencana jangka panjang untuk kelangsungan organisasi usaha sangat diperlukan. Perkembangan organisasi sangat bergantung salah satunya oleh perencanaan yang baik dan tepat sasaran untuk organisasi, tanpa perencanaan, kelangsungan organisasi kedepannya tidak biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan organisasi yang mencoba untuk menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan pengelompokan tugas ke departemen, dan alokasi berbagai sumber daya ke berbagai departemen. Melalui pengorganisasian diharapkan organisasi bersifat lebih sistematik dan tim lebih mempunyai tanggung jawab. Hal itu berguna untuk manajemen pribadi menempati posisi yang organisasi memberikan kepemimpinan menjadi fungsi manajemen yang semakin penting. Kepemimpinan leading adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan, dan memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi. Memimpin termasuk memotivasi seluruh departemen, divisi, dan juga orang yang bekerja langsung 7 dengan internasional, dan keragaman yang meningkat dalam tenaga kerja, kemampuan untuk membentuk budaya, mengkomunikasikan sasaran, dan memotivasi karyawan merupakan hal penting bagi kesuksesan bisnis. Selain itu, anjuran untuk setiap karyawan memiliki tanggung jawab kepimpinan, memecahkan masalah, dan membantu memotivasi orang lain akan membuat para karyawan merasa dihargai. Kepemimpinan yang buruk akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah adalah fungsi keempat dalam proses manajemen dan yang terakhir dalam proses manajemen. Pengendalian controlling artinya memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan. Para manajer juga harus memastikan bahwa organisasi yang mereka atur bergerak menuju tujuannya. Siklus ManajemenSiklus manajemen adalah proses pencapaian berbagai sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi yang digambarkan pada suatu Bagan proses POAC8 Perencanaan Menetapkan sesuatu yang harus dilakukan anggota organisasi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perencanaan juga memerlukan adanya peran manajer dalam mengarahkan pekerjaan yang harus Pengorganisasian Mendistribusikan atau mengalokasikan tugas pada semua anggota organisasi, membagi kekuasaan dan menetapkan hubungan kerja antar anggota Pelaksanaan Menggerakkan organisasi secara efektif dan efisien ke arah pencapaian tujuan. Proses ini diperlukan adanya sarana komunikasi, kepemimpinan, perundingan, serta pemberian instruksi. Pengawasan Manajer mengadakan pengawasan atau pengendalian agar jalannya organisasi sesuai rencana yang ditetapkan. Pengawasan atau pengendalian ini juga dapat dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih dari siklus manajemen ini adalah untuk menunjukan proses dari manajemen yang digambarkan dalam sebuah bagan. Proses ini di mulai dari pembuatan perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan, hingga terakhir melakukan di atas dapat disimpulkan bahwa siklus manajemen ini terdiri dari 4 proses yang antara 1 proses dengan yang lain sangat berkaitan. Setelah melakukan perencanaan mengenai apa yang harus dilakukan, kemudian mengorganisir dengan membagi tugas. Pelaksanaan dilakukan setelah mengorganisir, dengan menggerakan organisasi ke arah tujuan. Agar jalannya organisasi tetap berada rencana yang di buat, maka manajer melakukan Tingkat dan Kompetensi ManajerialSebuah organisasi pasti membutuhkan manajer, yaitu anggota organisasi yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan dalam sebuah organisasi Robbins & Stephen, 1999. Organisasi yang baik membutuhkan lebih dari satu manajer untuk mengkoordinasikan sumber daya mereka. Menurut Daft 2000, perusahaan besar umumnya memiliki banyak manajer pada tiga tingkat yang berbeda. Setiap tingkat memiliki porsi kompetensi Tingkatan Manajemen Gambar Kompetensi Manajemen 10 Puncak Top Manager Manajer puncak top manager memiliki tanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai tujuan, memonitor dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta membuat keputusan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan dalam jangka panjang dan memperhatikan berbagai tren lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari antara tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer puncak adalah mengkomunikasikan visi bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan memelihara semangat usaha yang dapat membuat perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat. Para manajer puncak harus melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang unik dari setiap karyawan. Mereka mempunyai jabatan seperti presiden, ketua, direktur eksekutif, chief executive officer CEO, dan executive vice president. Dalam bidang kesehatan, manajer puncak contohnya direktur rumah sakit dan wakil direktur rumah suatu organisasi dapat berjalan efektif dan efisien dibutuhkan seseorang yang mempunyai kompetensi manajer untuk mengelolanya. Keahlian yang sangat dibutuhkan dalam mendukukng kompetensi manajer puncak ialah keahlian konseptual conceptualskill. Keahlian konseptual merupakan kemampuankognitif untuk melihat organisasi secara keseluruhan dan keterlibatan di antara berbagai bagiannya Daft, 2000. Keahlian konseptual melibatkan pemikiran manajerial, pengolahan informasi, dan kemampuan konseptual ini melibatkan pengetahuan yang sesuai dengan organisasi secara keseluruhan dan bagaimana organisasi sesuai dengan industri,11 masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang lebih luas. Ini berarti kemampuan untuk berpikir strategis dengan mengambil pandangan yang luas dan jangka panjang. Manajer puncak harus memandang elemen- elemen signifikan dalam sebuah situasi dan pola konseptual yang luas. Banyak tanggung jawab manajer puncak, seperti pengambilan keputusan, pengalokasian sumber daya dan inovasi, memerlukan pandangan yang lebih manajer puncak harus memiliki pengetahuan yang meluas dalam berbagai aspek di masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas pada satu aspek, melainkan berkembang dan merinci. Menjadi manajer puncak harus selalu mengasah pengetahuannya yang disesuaikan dengan fenomena di masyarakat. Selain itu, manajer puncak layak memliki inspirasi untuk menentukan strategi dan kebijakan yang tepat sehingga pada penerapannya suatu organisasi lebih terarah dan mewujudkan itu, dibutuhkan pula kreatifitas seorang manajer puncak dalam menilai kemampuan setiap karyawan. Dengan mengetahui keunikan karyawannya, akan mendukung keberhasilan strategi dan kebijakan yang diterapkan pada organisasi. Seluruh kompetensi di atas juga harus disertai dengan legalitas kebijakan yang tinggi, sehingga kinerja manajer puncak menjadi fokus dan tujuan organisasi dapat Menengah Middle manager Manajer menengah middle manager bekerja pada tingkat menengah organisai dan bertanggung jawab atas unit bisnis dan departemen utama. Contoh manajer menengah adalah kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian kualitas, dan direktur laboratorium riset. Pada bidang kesehatan contohnya bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, dan bidang Manajer menengah bertanggung jawab mengimplementasikan strategi dan kebijakan keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak. Umumnya manajer menengah berkutat dengan masalah operasional dan diharapkan membangun hubungan yang baik dengan rekan di sekeliling organisasi, mendorong kerja tim, dan memecahkan konflik. Manajer menengah juga memposisikan diri sebagai manajer proyek project manager yang bertanggung jawab atas proyek pekerjaan temporer yang melibatkan partisipasi banyak orang dari berbagai fungsi dan level dalam organisasi, dan mungkin juga dari luar seorang manajer menengah yang berperan sebagai tingkatan yang menunjang manajer puncak juga harus mempunyai kompetensi manajer yaitu keahlian komunikasi communication skill. Keahlian komunikasi adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta secara efektif sebagai anggota kelompok Daft, 2000. Keahlian ini diperihatkan dengan cara seorang manajer berhubungan dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk memotivasi, memfasilitasi, mengkoordinasi, memimpin, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflikSeorang manajer dengan keahlian manusia akan memungkinkan bawahannya untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa merasa dipermalukan dan mendorong partisipasi. Keahlian ini sangat dibutuhkan manajer menengah untuk memerhatikan kebutuhan emosional para karyawan mereka dan tidak hanya kebutuhan fisik yang berkaitan dengan tugas pekerjaan. Namun pada tingkat manajer menengah, kompetensi yang dimiliki juga meliputi kompetensi manajer puncak dan lini depan. Karena menjadi manajer menengah berhubungan dengan tingkat di atasnya manajer puncak dan juga di bawahnya manajer lini depan.13 Kompetensi manajer diantaranya pengetahuan yang memadai untuk mendukung kinerja manajer puncak. Ketrampilan menjalin hubungan yang baik juga dibutuhkan. Ketrampilan untuk berhubungan dengan rekan di sekeliling organisasi sehingga akan tercapai hubungan yang kondusif bagi kerjasama dalam organisasi. Manajer menengah juga harus mampu memotivasi rekan kerjanya sehingga mendorong kerja tim dalam suatu manajer menengah layak memiliki kemampuan dalam memecahkan konflik. Sikap berhati- hati serta kemampuan pengelolaan perubahan yang terjadi pada organisasi sangat diperlukan. Hal tersebut akan mendukung keberhasilan proses negosiasi dengan berbagai pihak agar konflik dapat teratasi. lini depan First-line manager Manajer Lini Depan first-line manager bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka berada pada level manajemen pertama atau kedua dan mempunyai jabatan seperti manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok karyawan utama mereka adalah aplikasi peraturan dan prosedur untuk mencapai produksi yang efisien, memberikan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan. Tenggat waktu pada tingkatan ini adalah singkat, dengan tekanan pada pencapaian tujuan setiap hari. Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baikManajer lini depan juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan. Pada manajer lini depan, lebih tertuju pada hubungan langsung dengan masyarakat. Dalam bidang kesehatan, contoh manajer lini depan seperti14 dokter, dokter gigi, apoteker, lini depan membutuhkan kompetensi manajer berupa keahlian teknis technical skill. Keahlian teknis merupakan pemahaman dan kefasihan dalam melakukan tugas tertentu. Keahlian teknis meliputi penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang digunakan di dalam fungsi tertentu Daft, 2000. Misalnya rekayasa, manufaktur, atau keuangan. Keahlian teknis juga mencakup pengetahuan khusus, kemampuan analisis, dan penggunaan alat dan teknik yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam bidang disiplin ilmu tertentu. Dalam pelaksanaannya termasuk dalam pengaturan waktu untuk melaksanakan tugas pada bidang lini depan harus mampu menerapkan dengan jelas dan tepat tentang pengaplikasian program organisasi. Maka dari itu manajer lini depan harusnya kerjasama baik dengan sesama rekan dalam organisasi, luar organisasi, maupun dengan masyarakat. Koordinasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang berhasil pada pengaplikasian segala program juga menjadi kompetensi yang sebaiknya dimiliki manajer lini depan, pengetahuan secara ilmu yang menjadi dasar bidangnya, juga seni bila berhadapan dengan masyarakat. Memposisikan diri dengan baik dalam menangani dan menerapkan program pada masyarakat, agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil. Berkaitan dengan pengaplikasian program, manajer lini depan berperan penting dalam output dari sebuah organisasi, menghasilkan produk baik barang maupun jasa sebagai hasil pencapaian tujuan dan Tugas ManajerSuatu peran role adalah serangkaian perkiraan dan perilaku seorang manajer. Peran dibagi kedalam tiga kategori15 yakni peran informasional, peran interpersonal, dan peran mengambil keputusan. Setiap peran mencerminkan aktivitas yang diambil manajer untuk menyelesaikan tugas manajer yakni memecahkan masalah, menggerakkan orang, dan mengambil keputusan. Setiap menajalankan perannya manajer tidak dapat mengerjakan seorang diri dan seorang manajer pasti sangat membutuhkan orang lain untuk dapat membantunya dalam menyelesaikan segala Daft 2000, Mintzberg menyatakan bahwa manajer yang hanya berkomunikasi atau hanya merancang saja tak akan pernah menyelesaikan apapun, sementara manajer yang hanya melakukan akhirnya melakukan segala sesuatunya sendiri. Maksudnya adalah segala hal yang terjadi pada suatu organisasi penyelesaian akhir berada ditangan seorang manajer. Menurut Mintzberg, terdapat sepuluh peran manajer yang dibagi menjadi tiga, yakni informasional Informational roles Peran informasional menggambarkan berbagai aktivitas yang digunakan untuk menjaga dan mengembangkan sebuah jaringan informasi. Pengembangan jaringan informasi dapat dilakukan dengan cara memperbanyak kerjasama dengan berbagai pihak di luar organisasi. Berbagai hal yang harus dilakukan seorang manajer untuk meningkatkan peran informasionalnya sebagai seorang manajer, yakni meliputi pencarian informasi terbaru dari berbagai sumber. Manajer memperoleh dan mencari informasi dari orang dan membaca cepat materi tertulis agar dapat mengikuti perkembangan dengan baik, memantau kontak interpersonal individu di dalam organisasi tersebut. Tugas manajer sebagai monitor adalah mengawasi setiap kegiatan yang terjadi suatu organisasi. Contohnya seorang manajer keuangan pada suatu organisasi bertugas memantau keuangan dan keuntungan organisasi, mengamati16 perubahan inflasi dan deflasi. informasi Disseminator Penyebar berita meliputi penerimaan informasi dari luar organisasi yang dilanjutkan dengan memberikan informasi kepada anggota di dalam organisasi. Tugas manajer pada kompetensi penyebar informasi adalah menyampaikan informasi kepada para anggota organisasi lainnya melalui memo dan laporan serta aktivitas telepon. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mempermudah proses komunikasi. Contohnya seorang manajer keuangan akan memberitahukan seluruh jajaran direksi apabila terjadi inflasi dan deflasi yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian organisasi bicara Spokesperson/Spokesman Juru bicara meliputi pemberian informasi mengenai berbagai kegiatan organisasi kepada pihak luar melalui kegiatan pidato, seminar, dan pertemuan. Seorang manajer yang baik harus mampu berbicara di depan orang banyak supaya maksud dan tujuan manajer dapat terlaksana sesuai harapan. Tugas manajer sebagai juru bicara adalah sebagai pembicara kepada pihak luar organisasi mengenai berbagai kegiatan yang sedang dikelola oleh organisasi tersebut. Contohnya seorang manajer sumber daya hanya memiliki kewenangan berbicara mengenai kompetensi pekerja saja dan tidak berhak berbicara mengenai perekonomian maupun logistik pada suatu interpersonal Interpersonal role Peran interpersonal meliputi hubungan dengan orang lain dan berkaitan dengan ketrampilan interpersonal. Seorang manajer yang baik harus memiliki ketrampilan dalam menjaga hubungan komunikasi dengan orang lain supaya segala sesuatu yang direncanakan manajer dapat terwujud. Berbagai hal yang dapat dilakukan seorang17 manajer untuk dapat meningkatkan peran komunikasi dengan orang lain antara lain kepemimpinan Figurehead Simbol kepemimpinan meliputi penanganan aktivitas upacara dan simbolis untuk departemen atau organisasi. Manajer mewakili organisasi dalam kapasitas manajerial formalnya sebagai kepala unit. Salah satu tugas manajer seperti menyambut tamu seperti tamu di luar organisasi yang datang dengan tujuan untuk menjalin kerjasama. Tugas manajer yang lainnya adalah menandatangani berbagai dokumen legal untuk keberlangsungan organisasi. Dokumen legal dalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat vital, sehingga sangat membutuhkan manajer untuk menguatkan legalitas dokumen tersebut. Contohnya kerjasama dua organisasi dapat terjalin apabila kontrak kerjasama telah ditandatangani oleh pimpinan kedua organisasi Leader Pemimpin mencakup hubungan dengan bawahan, termasuk mengarahkan dan memotivasi bawahan, melatih, menasehati, dan berkomunikasi dengan bawahan. Seorang manajer yang baik adalah seorang manajer yang peduli terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang di dalam organisasi yang dipimpinnya, apabila bawahannya melakukan kesalahan, sebagai manajer yang baik harus mengingatkan kemudian mengarahkan agar tidak mengulang kesalahan lagi. Tugas manajer sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab kepada setiap kegiatan di dalam organisasi. Contohnya pimpinan rumah sakit menjalankan aktivitasnya yakni memimpin rumah sakit agar dapat terkelola dengan Liaision Penghubung berkenaan untuk memelihara jaringan informasi baik di dalam maupun di luar organisasi melalui surat, telepon, pertemuan, dan alat komunikasi elektronik lainnya. Manajer beperan sebagai penghubung maksudnya adalah peran manajer yang berhubungan dengan orang di luar organisasi kemudian menghubungkan orang tersebut dengan setiap orang yang berada di dalam organisasi, begitu pula sebaliknya. Tugas manajer sebagai penghubung adalah menjaga hubungan dengan pihak luar organisasi supaya kerjasama tetap terjalin dengan baik. Contohnya pimpinan rumah sakit yang menginginkan pelayanan rumah sakit ditingkatkan kemudian pimpinan tersebut menyampaikan kepada Wakil Direktur Pelayanan supaya dapat disampaikan kepada manajer pelaksana untuk dapat segera pengambilan keputusan Decisional role Peran pengambilan keputusan berhubungan dengan berbagai peristiwa dimana manajer harus membuat sebuah pilihan dan mengambil tindakan. Peranan ini sering menutut ketrampilan konseptual dan kemanusiaan. Para manajer terus memikirkan masa depan dan cara mencapainya. Para manajer sadar akan masalah dan mencari solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Peran manajer sebagai pengambil keputusan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, yakni gangguan Disturbance handler Penanganan gangguan mencakup pemecahan konflik antar bawahan atau antar manajer departemen dengan departemen lainnya melalui tindakan korektif selama perselisihan atau krisis, beradaptasi dengan krisis di lingkungan organisasi. Tugas manajer sebagai penanganan gangguan19 adalah meredam permasalahan dan memberikan penyelesaian atas permasalahan tersebut. Contohnya saat terjadi musim paceklik bahan baku sehingga bahan baku sukar didapat, manajer logistik harus pandai dalam mengelola persediaan bahan baku hingga cukup untuk beberapa saat ke sumber daya Resource allocator Pembagi sumber daya berhubungan dengan keputusan mengenai bagaimana membagi orang, waktu, peralatan, anggaran, dan sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer harus memutuskan pengalokasian anggaran proyek penentuan prioritas penanganan keluhan pelanggan. Seorang manajer harus mampu menganalisis setiap kemampuan orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidangnya. Apabila seorang manajer tidak mampu menganalisis kemampuan setiap orang yang bekerja di organisasinya, maka kesalahan dalam bekerja tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang manajer harus peka terhadap kemampuan setiap orang di sekelilingnya. Tugas manajer sebagai pembagi sumber daya adalah seorang manajer sumber daya harus mampu menempatkan pekerjanya sesuai dengan kompetensi setiap individu. Contohnya lulusan sarjana ekonomi ditempatkan pada bagian keuangan sedangkan lulusan hukum ditempatkan pada bagian legalitas di dalam Negotiator Perunding meliputi negosiasi formal dan penawaran untuk mencapai hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manajer yang bersangkutan, seperti mewakili kepentingan departemen selama negosiasi kontrak, penjual, pembelian, dan anggaran. Seorang manajer harus mampu melakukan perundingan supaya organisasi yang dipimpinnya tidak Kehandalan seorang manajer dipertaruhkan apabila tidak mampu melakukan perundingan dengan organisasi lain yang dapat berdampak kerugian organisasinya. Tugas manajer sebagai perunding adalah mengajukan persyaratan yang dapat menguntungkan organisasi. Contohnya seorang manajer logistik melakukan tawar-menawar harga dengan perusahaan yang menjual bahan baku supaya perusahaan yang dikelolan manajer tersebut tidak mengalami Enterpreneurship berhubungan dengan mencari peluang dalam kegiatan untuk memajukan organisasi dengan cara mencari perubahan, menanggapi perubahan, dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Seorang manajer harus mampu mencari celah usaha supaya organisasinya tetap berjalan. Usaha yang dapat dilakukan oleh manajer supaya organisasinya tetap berjalan adalah melalui berbagai kegiatan seperti mengajukan proyek yang memiliki nilai bisnis, mengidentifikasi ide baru, mendelegasikan tanggung jawab ide kepada organisasi lain yang dapat memberi peluang usaha. Tugas manajer sebagai Enterpreneurship adalah mencari strategi untuk memajukan organisasi yang dikelola, utamanya dalam bidang ekonomi. Contohnya seorang manajer pelayanan rumah sakit memberikan fasilitas pelayanan kepada pasien dan keluarga seperti cafeteria, warung telekomunikasi wartel, toko obat di dalam gedung rumah sakit yang memiliki peluang bisnis bagi pihak rumah DAFTAR PUSTAKAAchmad, DKK. Manajemen Pelayanan Kesehatan Katalog Dalam Terbitan. 2012 Alamsyah, Dedi. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika. 2011Al-Assaf, Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Buku Kedokteran EGC. 2013Azwar, Azrul. 1994 Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Yayasan Penerbit IDI. Barney & Griffin, 1992. The Management of Organizations, Houghton Mifflin Company, United States of America. Bustami, MS. MQH. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Askeptabilitasnya Jakarta. 2011 Buchbinder, Sharon B., dan Nancy H. Shanks. 2007. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran Richard, L. 2000. Manajemen, edisikelima. Erlangga R. L., & Weick, K. E. 1984. Toward a model of organizations as interpretation systems. Academy of management review, 92, Kesehatan, 2009, Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesehatan RI Dasar Pembangunan Kesehatan, 71 Departemen Kesehatan, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, .Divianto. 2012. Peranan Audit Operasional Terhadap Efktivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bunda Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Wijono. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya Airlangga University. 2000Drucker, P 2007, People and Performance The Best of Peter Drucker on Management, Harvard Business School Press, Boston. Farich, Achmad MM. Manajemen Pelayanan Kesehatan Sendangadi Melati Sleman. 2012 Gualco, D 2010, The Good Manager a Guide for the Twenty-First Century Manager, Universe Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta Gosyen Nur Aulia. Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center SEC Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat e-kournal, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014. OnlineKorompis, Grace E. C. 2016. Organisasi & Manajemen Kesehatan. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mayasari, E., Munaa, N., Kodriyah, L., Herawati, I., & Aditya,R. S. 2020. Keputusan Masyarakat Dalam Pemilihan Rumah Sakit Untuk Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Malang Raya. JKEP, 52, 1998, Total Quality Management, Universitas Gajah Mada, A. A. G. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Nurunniyah, S., & Nurhayati, A. S. 2013. Mutu Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta D 2010, Key performance indicators developing, implementing, and using winning KPIs, John Willey & Sons, USA. Pohan, I. S. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta DepKes RI, 1996 Modul Pelatihan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas, Jakarta Saifuddin, A..B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Satrianegara, M. F. & Saleha, S. 2012. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta Salemba J. J. S., Marjati, & Pipitcahyani, T. I. 2013. Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Jakarta Salemba Masitoh S., & Rosyanawati, T. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Untuk Bidan. Jakarta Trans Info Naomy Marie. 2013. Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan. Jakarta In Media. 73 BIOGRAFI PENULIS Ida Herwati, lahir di Kalampa pada tanggal 25 Juli 1995. Penulis tinggal di Jalan Lintas Tente Godo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Penulis mengenyam Pendidikan di SDN Inpres Kalampa 1 woha, SMP Negeri 1 Woha, SMK Kesehatan Yahya Bima, Pendidika Sarjana di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, danProgram Magister di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju STIkim-IMA. Penulis sebagai Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Aditya lahir di Surabaya pada tanggal 13 Februari 1992. Penulis tinggal di Surabaya di jalan Gubeng Klingsingan I/19 b Surabaya. Penulis mengenyam pendidikan di SDN Gubeng III Surabaya, SMPN 29 Surabaya, SMAN 19 Surabaya, Diploma III di Poltekkes Kemenkes Surabaya, Sarjana, Profesi Ners dan magister keperawatan di Universitas Airlangga. Penulis telah melakukan publikasi jurnal nasional terakreditasi dan internasional. Pengalaman bekerja penulis tahun 2016- 2017 Dosen STIKes Surabaya, 2015-2017 di Fisrt Care Ambulance Service sebagai tim paramedic, tahun 2017- sekarang sebagai paramedic di 221 Assist dan 2018 sampai dengan sekarang sebagai dosen di STIKes Kepanjen. Pengalaman Organisasi yang telah di ikuti yaitu tahun 2014 sebagai coordinator lapangan pada75 MAHAGANA Universitas Airlangga, Anggota TSR pada PMI Kota Surabaya, ANggota PSSI Kota Surabaya. Penulis memiliki motto Every Dark Light is Followed by a Light Morning. Nihayatul Munaa, MPH. dilahirkan di Kudus 13 Maret 1993. Lulusan Sarjana kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tahun 2015 dengan bantuan beasiswa Bidik Misi. Lulusan Master of Public Health di program Manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada tahun 2019 dengan beasiswa LPDP. Pernah bekerja di PT. Pelindo HusadaCitra sebagai staf pengembangan SDM dan staff akreditasi RS di RSA UGM. Aktif menjadi peneliti sejak 2012 dan beberapa telah di presentasikan pada international conference seperti 13rd Young Speaker Contest and Educational Forum Vietnam,2012, 1st International Conference of Integrated Intellectual Community Jerman, 2014, 20th International Conference on Hospital Management and Improving Healthcare Japan, 2017, 50th Asia-Pacific Consortium of Public Health Conference Malaysia, 2018, 1st International Conference on Business & Social Sciences Lampung, 2020, 1st International Conference on Agromedicine aand Medical Sciences Surabaya, 2020, dan International Conference Hospital Strategic Response on Global Public Health Disaster Malang, 2020. Sekarang bekerja sebagai dosen tetap prodi Administrasi Rumah Sakit di Stikes Kepanjen Malang. Lailatul Kodriyah, lahir di Malang pada tanggal 15 Maret 1993. Penulis tinggal di kota Kepanjen kabupaten Malang. Penulis mengenyam pendidikan SD di SDN kedung Pedaringan 02, SMP Negeri 4 Kepanjen, SMA Negeri 01 Kepanjen, Program Sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Penulis telah76 melakukan beberapa publikasi jurnal nasional. Penulis bekerja di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen sebagai tenaga kependidikan. Penulis memiliki moto Lakukan yang terbaik disetiap langkah, ridho Allah adalah hal The purpose of this study is to describe the level of patient satisfaction with health services at the Monta Health Center, Bima Regency. The type of research used in this research is descriptive research. The population of all outpatients and inpatients at the Monta Health Center for the period January 2021, and the sampling technique used was accidental sampling, namely 70 people consisting of 40 inpatients and 30 outpatients. The instrument uses a questionnaire, and the analysis used is descriptive statistics using the SPSS Statistical Products and Service Solutions program. at the Monta Health Center, Bima Regency, which is measured by indicators of tangibles real, reliability reliability, responsiveness response, assurance guarantee, empathy empathy is considered to be in accordance with patient expectations. Thus, it is hoped that the Monta Health Center in Bima Regency as the spearhead of the government in providing health services is required to maintain service quality and continue to improve services to the community to form a healthy society. In addition, health workers are expected to be able to carry out their duties and work in accordance with the applicable Standard Operating Procedures SOP so as to provide a sense of security and comfort for Sulinar SariAbstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa mekanisme pengadaan buku teks pelajaran kurikulum 2013 dan kendalanya di Kabupaten Natuna. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Temuan dari penelitian ini, yaitu Pengadaan buku teks pelajaran kurikulum 2013 di Kabupaten Natuna menggunakan dua mekanisme, yaitu e-katalog dan BSE. Kedua mekanisme tersebut menyulitkan sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Natuna, karena banyak penyedia/penerbit yang tidak bersedia mengirim disebabkan biaya pengiriman yang cukup mahal. Sementara di Kabupaten Natuna tidak ada penyedia/penerbit buku dan tidak semua sekolah memiliki jaringan internet. Ada dua distributor buku teks di Kabupaten Natuna, jika membeli buku teks di distributor tersebut, harga buku teks yang ditawarkan oleh distributor melebihi harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan berdasarkan zona dan pengiriman buku teksnya tidak tepat waktu. Sehingga proses pembelajaran untuk semester 1 tetap tidak menggunakan buku teks pelajaran kurikulum 2013 karena pengiriman yang kunci mekanisme, pengadaan, buku teks. Richard L. DaftKARL E. WEICKA comparative model of organizations as interpretation systems is proposed. The model describes four interpretation modes enacting, discovering, undirected viewing, and conditioned viewing. Each mode is determined by 1 management's beliefs about the environment and 2 organizational intrusiveness. Interpretation modes are hypothesized to be associated with organizational differences in environmental scanning, equivocality reduction, strategy, and decision is one of the public facilities used by the Indonesian people in the health sector. A hospital is a health service institution that conducts complete individual health services that provide inpatient, outpatient and emergency services. This research was conducted descriptively Qualitative research using a phenomenological approach was conducted in November 25 to 29 November 2019. data were obtained through in-depth interviews. Stages of analysis Data obtained by in-depth interviews can be analyzed the process of data analysis with Interpretative Phenomenological Analysis IPA. The population of this study was 11 respondents. The method of selecting participants was carried out using a purposive sampling technique. Age of respondents 25-50 years. The results found 7 themes, namely Distance, BPJS Class, Rates, services, Doctors, Diseases, Facilities. Conclusion In Hospital Selection the distance is a major factor in the selection of Hospitals. The next factor is BPJS or health insurance which is owned by each individual in the selection of hospitals because it will be related to tariffs. hospitals that affect the expenditure of individuals who are F Al-AssafMutu Pelayanan KesehatanAl-Assaf, Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Buku Kedokteran EGC. 2013Program Menjaga Mutu Pelayanan KesehatanAzrul AzwarAzwar, Azrul. 1994 Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Yayasan Penerbit Mqh BustamiBustami, MS. MQH. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Askeptabilitasnya Jakarta. 2011Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah SakitDepartemen KesehatanDepartemen Kesehatan, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, .Peranan Audit Operasional Terhadap Efktivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bunda PalembangDivianto. 2012. Peranan Audit Operasional Terhadap Efktivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bunda Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Good Manager a Guide for the Twenty-First Century ManagerGualcoGualco, D 2010, The Good Manager a Guide for the Twenty-First Century Manager, Universe USA.
pelayananperawat (paramedis), kualitas pelayanan sarana penunjang rumah sakit, dan kualitas pelayanan administrasi terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Merauke, dijabarkan dalam kerangka teori penelitian seperti pada gambar 2.1.
Tidak DitemukanRupanya kami tidak dapat menemukan hal yang sedang Anda cari. Cobalah pada pencarian. Cari untuk
PelayananRumah Sakit Indonesia Harus Menjawab Era Industri 4.0. Pelayanan di sebuah rumah sakit di Kota Bogor, Jawa Barat. Revolusi industri 4.0 mendorong inovasi-inovasi teknologi dan pelayanan yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Hal tersebut memberi tantangan bagi dunia industri tidak
Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi sektor kesehatan di Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Salah satu dampak yang paling serius adalah tingginya angka infeksi dan kematian di kalangan tenaga kesehatan. Data terbaru dari Ikatan Dokter Indonesia menunjukkan setidaknya 718 petugas kesehatan meninggal akibat infeksi COVID-19, termasuk 325 dokter dan 324 perawat. Angka ini termasuk tertinggi di dunia. Yang lebih mengkhawatirkan adalah karena Indonesia memiliki jumlah tenaga kesehatan yang relatif rendah, yaitu rata-rata hanya tersedia 4 dokter dan 21 perawat per penduduk. Sebagai perbandingan, Malaysia memiliki 15 dokter dan 35 perawat, dan Singapura memiliki 23 dokter dan 62 perawat, per penduduk. Penelitian terbaru kami mengungkapkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam jumlah dan mutu dari fasilitas dan layanan antar rumah sakit untuk perawatan COVID-19 yang mengakibatkan meningkatnya risiko bagi tenaga medis. Penyebab utama dari kondisi ini adalah kesenjangan dalam sumber daya finansial yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit. Penelitian kami Kami melakukan penelitian pada 11 rumah sakit di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Lima di antaranya merupakan rumah sakit rujukan COVID-19. Namun, seiring dengan jumlah infeksi yang melonjak, maka banyak rumah sakit non-rujukan juga harus merawat pasien COVID-19. Seorang petugas kesehatan menyiapkan ruang operasi untuk pasien COVID-19 di rumah sakit di Tulungagung, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/rwa. Sebagai bagian dari kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja K3, semua rumah sakit yang terlibat dalam penelitian kami telah menetapkan kebijakan, prosedur, mekanisme, dan persediaan peralatan untuk menangani infeksi COVID-19 guna memastikan keselamatan dan kesejahteraan tenaga kesehatan. Untuk itu rumah sakit membentuk unit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PPI dengan tugas utama untuk menangani penyakit menular di rumah sakit serta mengawasi penerapan protokol kesehatan terkait COVID-19. Unit PPI juga berfungsi untuk mengembangkan prosedur pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi untuk dokter, perawat, pasien dan keluarga. Petugas kesehatan merawat pasien di rumah sakit darurat COVID-19 di Jakarta. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj. Penelitian kami menemukan kesenjangan yang signifikan dalam kuantitas dan kualitas fasilitas dan peralatan antara rumah sakit, baik di kalangan rumah sakit rujukan maupun non-rujukan. Sebagai contoh, tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi khusus RIK dan unit perawatan intensif ICU yang dilengkapi dengan tekanan udara negatif, yang diperlukan dalam mencegah penyebaran virus. Beberapa rumah sakit tidak memiliki ventilator yang cukup dan tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menguji pasien yang terinfeksi COVID-19. Dengan terbatasnya jumlah fasilitas untuk merawat pasien COVID-19, beberapa rumah sakit tidak mampu melakukan pengujian pada kondisi pasien secara akurat untuk merujuk mereka ke ruang perawatan yang sesuai. Masalah lain yang juga mengkhawatirkan adalah beberapa rumah sakit tidak memiliki persediaan alat pelindung diri APD yang cukup dengan kualitas yang memadai. Informasi yang kami dapatkan dari dokter dan petugas kesehatan mengungkapkan bahwa mereka terkadang harus memakai APD yang tidak memenuhi standar atau menggunakan ulang peralatan yang seharusnya sudah diganti. Beberapa dokter mengatakan bahwa mereka bahkan harus membeli APD sendiri karena rumah sakit tidak mampu untuk menyediakannya. Situasi ini meningkatkan potensi tenaga kesehatan terpapar virus, yang berakibat pada risiko kesehatan atau beban keuangan mereka. Masalah-masalah ini telah mengancam kesehatan fisik dan psikologis tenaga kesehatan yang juga membuat mereka berpotensi menularkan virus pada orang lain. Kegagalan mengikuti protokol kesehatan Setiap rumah sakit telah menetapkan protokol kesehatan untuk perawatan COVID-19 dalam pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Namun, penelitian kamu menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan pada tingkat kesadaran dan komitmen tenaga kesehatan dalam mematuhi protokol kesehatan. Salah satu sumber utama infeksi pada tenaga kesehatan di rumah sakit adalah penggunaan berbagai fasilitas bersama untuk staf, seperti ruang ganti, ruang makan, musala, lift, dan kamar mandi. Ada juga indikasi bahwa staf rumah sakit yang tidak berhubungan langsung dengan pasien COVID-19 kurang menganggap serius akan risiko tertular virus. Akibatnya tingkat kepatuhan mereka pada protokol kesehatan relatif rendah. Temuan kami juga menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi di kalangan petugas kesehatan justru terjadi di luar tempat kerja, di mana kewaspadaan petugas terhadap virus menurun. Dampak bagi pekerja medis Studi kami juga menemukan banyak petugas kesehatan yang mengalami masalah kesehatan mental akibat beban kerja yang meningkat. Hal ini juga tercermin dalam temuan studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menunjukkan 83% tenaga kesehatan Indonesia menderita stres akibat kelelahan fisik dan mental di tempat kerja, terutama di rumah sakit dengan jumlah tenaga yang terbatas. Seorang petugas kesehatan memakai alat pelindung diri sebelum membagikan makanan untuk pasien COVID-19 di rumah sakit di Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj. Beban mental yang dialami tenaga kesehatan meningkat saat mereka harus menangani pasien yang terinfeksi COVID-19 dan sebagian mereka mengalami trauma ketika menyaksikan kematian di antara pasien dan sesama rekan kerja mereka. Di sisi lain, sikap masyarakat dan stigma negatif terhadap mereka juga memperberat tekanan mental bagi para tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan banyak anggota masyarakat yang beranggapan bahwa para tenaga kesehatan ini kemungkinan besar tertular virus akibat interaksi mereka dengan pasien COVID-19. Sebagai dampaknya, banyak petugas kesehatan merasa terisolasi karena sebagian orang cenderung untuk menghindari interaksi sosial dengan mereka maupun keluarga mereka. Penelitian ini didanai oleh Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Centre di bawah program PAIR The Australia Indonesia Centre mendukung The Conversation Indonesia dalam produksi artikel ini.
TuIgaW1.
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/175
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/321
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/60
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/279
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/185
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/134
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/120
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/370
  • pelayanan di rumah sakit