a Mursyid : Orang yang memberikan petunjuk (Irsyad)Sheikh Nama yang sering dikaitkan sebagai guru, ketua atau pemimpin b. Murabbi : Orang yang mengajarkan ilmu pendidikan (tarbiah) Maulana Gelaran 'tuan' guru yang sudah mencapai darjat tinggi c. Mua'allim : Guru yang memberikan ilmu Mudarris Pengajar atau pengurus satu pengajian d.

GURU MURSYID*Pada hakikatnya Guru Mursyid itu Satu, kerana memang “Isi” nya adalah sama yaitu Kalimah Allah Yang Maha Esa. Setiap Guru Mursyid membawa KEBENARAN dari Rasulullah saw, menyebarkan Tauhid yang murni agar manusia tidak hanyut didalam kemusyrikan, inilah inti utama dakwah dari Guru tidak pernah menulis nama Guru didalam setiap tulisan dan hanya menyingkatkan dengan “Guru Sufi”, kerana saya ingin sahabat semua menganggap Guru saya adalah Guru anda juga, dan Guru anda adalah Guru saya juga. Kita menyebut Beliau sebagai Guru Sufi ? kalau kebetulan sifat-sifat Guru Sufi yang saya ceritakan mendekati dengan Guru anda, boleh jadi kita satu Guru dan kalau pun secara fisik Guru kita berbeza tetapi pada hakikatnya adalah sama kerana isi didalam dada dari Guru Mursyid adalah Nur murid harus fokus kepada Gurunya agar boleh mendapatkan pelajaran-pelajaran hakikat yang berharga, mendapatkan kelimpahan ilmu yang memimpin murid itu kepada KEBENARAN. Walaupun pada akhirnya tujuan dari berGuru bukanlah untuk mencari ilmu, mencari kehebatan atau kekeramatan tetapi tujuannya adalah semata-mata hanyalah mencari hari saya menceritakan sebuah mimpi kepada Guru saya. Didalam mimpi tersebut Guru dari Guru saya berpesan bahawa segala ilmu telah ditumpahkan kepada Guru saya dan Guru saya adalah gudang segala ilmu. Ketika saya selesai menceritakannya, Guru saya berkata;“Bagus mimpimu itu, dan satu hal yang harus kau ingat bahawa berGuru itu bukanlah untuk mencari ilmu, tetapi mencari Tilik kasih-Nya”.“Apakah itu tilik kasih-Nya wahai Guru ?”“Kasih Sayang dan Rahmat Allah yang tercurahkan melalui seorang Guru, itulah bekal yang hakiki dan paling berharga bagi seorang murid. Kamu tahu kenapa Guru saya mengatakan semua ilmu ada pada Gurumu ini ?”“Tidak tahu Guru” - Jawab saya.“Kerana selama saya berGuru sampai Beliau pulang kehadirat Allah, saya tidak pernah mencari ilmu, tidak pernah mengharapkan harta dan tidak pernah mengharapkan kekeramatan, yang saya inginkan hanyalah Guru semata” - Kata Beliau melanjutkan;“Kalau Guru sakit, saya berharap Tuhan mahu memindahkan penyakit tersebut kepada saya, biarlah saya yang sakit dan Guru tetap sihat. Kalaulah Guru susah saya berdoa agar Tuhan memindahkan kesusahan tersebut kepada saya, biarlah saya yang menanggung kesusahan dan Guru tetap bahagia”. Saya melihat Guru menangis ketika mengucapkan kata-kata tersebut.“Para Sahabat Nabi saw itu orang-orang pilihan, mereka mengorbankan apapun untuk Nabi saw bahkan nyawa pun diberikan andai itu diperlukan” - kata Guru.“Maka… Didalam berguru kamu jangan pernah mencari ilmu, mengharapkan kehebatan, kalau kamu benar-benar mencintai Gurumu, maka Allah swt akan mencintai kamu dan seluruh alam akan mencintaimu”Nasihat-nasihat yang sudah lama sekali saya dengar dari Guru rasanya seperti baru saja Beliau ucapkan, hangatnya masih terasa.Begitulah seorang Guru Mursyid salah satu ciri KHAS nya adalah apabila memberikan pengajaran akan berbekas di hati muridnya dan muridnya akan berubah menjadi yang Guru pasti memberikan pelajaran yang baik, tidak terkecuali Guru saya dan Guru anda. Para Guru adalah orang-orang yang dikirimkan oleh Allah swt untuk meneruskan dakwah Rasulullah saw agar menjadikan Islam sebagai Rahmat bagi seluruh Alam. Tentu setiap Guru mempunyai kapasiti yang berbeza antara satu sama lain. Ada Guru yang mempunyai murid yang banyak dan ada yang sedikit, ada yang Khusus untuk satu daerah ada yang tersebar di seluruh matahari, ia adalah tunggal, tetapi boleh dilihat dan dirasakan diseluruh dunia sesuai dengan kapasiti masing-masing. Ada yang melihat matahari melalui atap rumah yang bocor berbentuk persegi empat, maka matahari itu berbentuk persegi empat dan ada yang melihat dari lubang segitiga maka cahayanya matahari itu berbentuk segitiga juga, sesuai dengan wadah yang dilewatinya. Begitu juga dengan Cahaya Allah, dia akan melewati wadah yang berbeza untuk boleh menerangi seluruh alam, tetapi pada hakikatnya adalah satu elektrik, untuk boleh menerima arus elektrik ia harus melalui kabel, dengan bentuk dan ukuran yang berbeza. Ada yang berukuran besar dan ada pula yang kecil, bahkan ada yang sangat kecil, tetapi semuanya mempunyai isi yang sama yaitu elektrik. Kabel besar akan boleh menyambung dan membahagi elektrik kepada kabel kecil, dan dengan bantuan lampu boleh menerangi jumlah yang banyak sedangkan kabel kecil hanya boleh dipakai beberapa lampu saja. Walau pun kawatnya banyak, kebalnya ribuan kilometer tetapi tidak menghilangkan isi nya selagi kabel tersebut masih bersambung dengan penjana elektrik. Begitulah hakikat dari Mursyid yang wadahnya berbeza tetapi isinya sama, kerana itu hakikat dari Mursyid adalah Mursyid yang mana paling hebat ? Pertanyaan itu tidak akan pernah boleh terjawab, tergantung kepada siapa anda bertanya. Para murid akan menganggap Gurunya paling hebat. Dari pada sibuk mempertandingkan Guru Mursyid itu, lebih baik kita bertanya didalam hati kita, sudahkah kita menjadi murid yang terbaik ? Bukankah Guru Mursyid itu adalah murid yang Shiddiq dari Gurunya ?Lalu kenapa kita fokus kepada pertandingan Guru Mursyid yang bukan wilayah kita, kenapa kita tidak fokus bagaimana menjadi murid yang terbaik saja ?Daripada mempermasalahkan siapa Guru Mursyid yang hebat dan itu adalah hak keistimewaan Allah swt, Dia yang mengetahui siapa Wali-Nya yang utama, lebih baik kita belajar menjadi murid yang terbaik dan menjadi insan yang saya Guru anda adalah Guru saya juga kerana Guru Sejati itu bukanlah manusia, Guru Sejati adalah Allah swt yang menjadi Maha Guru dari Segala Maha difahami secara mendalam, bahawa belajar ilmu tiada salahnya kepada sesiapapun. Orang yang belajar ilmu Allah swt akan menyedari bahawa dirinya adalah bodoh dan selalu Tawadhu' kepada Allah swt dan orang disedari KEBENARAN tidaklah selalu datang kepada orang yang berpangkat atau hebat, malah didapat dari orang awam biasa. Orang yang diberikan ilmu Allah swt bukan pada penampilan fizik yang berupa pangkat kekayaan, namun Ilmu Allah swt hanya akan bersemayam kepada insan yang memiliki Hati, Iman dan selalu Bertawakal."Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka Allah akan memberikan kecerdasan pemahaman sebaik-baiknya dalam hal agama."HR. BukhariDiberikan atau tidaknya ilmu Allah swt kepada seseorang adalah hak Allah, dan Allah yang menentukan bagaimana seseorang itu dapat menguasai ilmunya. Kerana itu jelas ada orang yang dilebihkan atas insan yang satu dengan lainnya terkait dengan penguasaan ilmu Allah, dan disitulah Mursyid itu berada sebagai orang yang diberi kelebihan baik Derajat dan Kemuliaan terkait dengan ilmu Allah sepuluh 10PengertianBerbahagialah orang-orang yang sudah menemukan Guru pembimbing setingkat Mursyid. Dengan itu, seseorang itu akan mudah mempelajari Ilmu Tasawwuf termasuk Ilmu Tarekat, Hakikat dan Ma' لاَØ´َÙŠْØٌ Ù…ُرْØ´ِدٌ Ù„َÙ‡ُ فَÙ…ُرْØ´ِدُÙ‡ُ الشَّÙŠْØَانُErtinya “Barangsiapa yang tiada Mursyid Guru yang memimpinnya ke jalan Allah, maka syaitanlah yang menjadi gurunya”.Namun mendapatkan Guru setingkat Mursyid ini ternyata tidaklah mudah. Oleh kerana itu ada baiknya memahami dahulu bagaimana seorang Mursyid itu terkait erti, karakter dan cara untuk mendapatkan ilmu darinya.* Ciri dan karakter seorang Guru itu untuk mendapatkan Guru setaraf Mursyid tidaklah mudah, Allah-lah yang menunjukkan sesuai kadar niat atau kesungguhan dan tingkatan keimanan seseorang serta ibadah yang dilakukannya. Beberapa ulama memberikan karakter seperti berikut;1 Sederhana, tidak selalu terkenal cenderung Mursyid tidak selalu sama dengan Ulama yang dikenal luas atau terkenal, malah kadang-kadang tempatnya terpencil dan posisinya sangat sederhana serta selalu Tawadhu'. Ada sebahagian malah disembunyikan Allah Ucapannya terbuka, tidak mahu benar kalimat yang terucap lebih banyak terbuka, tidak pernah menunjuk dirinya saya atau aku, apalagi mahu benar sendiri. Semua hanya kerana Allah swt dan ajarannya memberi kesejukan di ilmu hikmah dalam ertinya, mampu membaca ayat-ayat Tafsir terkait dengan ciptaan dan kejadian Allah swt yang terjadi di langit, bumi dan seisinya. 4 Mampu mengungkap Rahasia Allah Mursyid memiliki kemampuan mengungkap keRahasian Allah swt Terutama kalam Allah yang tidak berhuruf, bertulis dan bersuara. Dengan demikian ilmunya tidak selalu sarat periwayatan dan dalil-dalil yang panjang melainkan ringkas dan sederhana Mudah dihadam yang semuanya merupakan KEBENARAN yang Suluk mungkin berbeza, tetapi intinya mengajak dekat kepada Allah Mursyid membawakan jalan atau cara Suluk kepada salik yang berbeza, tidaklah selalu sama namun hakikatnye mengajak diri untuk lebih dekat kepada Allah masa perjuangan Mursyid setaraf Aulia dan Wali tidak pernah marasa takut dan gentar dengan kurnia Allah swt yang berupa karomah yang dimilikinya."Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak Pula mereka bersedih hati.QS Yunus 627 Memiliki firasat yang kepada Allah swt, menjadi wajar bila seorang Mursyid sebagaimana orang sholeh memiliki kemampuan dapat mengetahui beberapa hal yang tersembunyi terkait diri kita, bahkan dia akan tahu jauh sebelum kedatangan kita. Hal itu dikeranakan seorang Mursyid itu memiliki firasat mengetahui Rahasia Allah swt yang diberikan kepadanya tentang suatu hal atau kejadian dari makhlukNya. Sesuai hadist;Dari Abu Said Al Khudri, bahwa Rasulullah saw bersabda;"Takutlah terhadap firasat seorang mukmin, sebab ia melihat dengan cahaya Allah, kemudian membaca ayat Inna fi dzalika li ayatin lilmutawassimin."HR Tirmidzi8} Menyendiri tidak bergantung kepada orang hidup dirinya sendiri dengan keyakinan yang kuat pada rezeki Allah swt, sehingga tidak bergantung kepada orang atau kelompok lain. Ini yang disebut "Iffah", ertinya dapat mencukupi dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat akan rezeki Allah swt terlalu rendah diri, tidak mahu dikenali orang ramai tidak menonjol penampilannya, tidak pernah akan mengaku bahawa dirinya adalah seorang Guru lagi Mursyid. Dia seperti orang biasa yang kadang-kadang dia berada diantara kita, cuma kita yang tidak sedar akan kehadirannya, kadang-kadang ia juga pernah hadir didalam hidup kita tetapi sering kali kita tidak mempedulikannya, kerana dia kelihatan seperti orang yang biasa-biasa saja pada pandangan kita. Dia juga akan hidup didalam kesusahan kerana baginya dunia bukanlah tempatnya Terlalu zuhud. Orang yang tidak kisah soal Sangat pemurah bertanya soal ilmu, dia akan menghuraikan persoalan itu sehingga orang yang bertanya itu benar-benar akan faham penjelasannya, dia sama sekali tidak akan pernah menjual agama atau menjual ilmunya dengan wang ringgit atau sebagainya. Sangat mencintai dan menyayangi ilmu agamanya sehinggakan sanggup mengorbankan nyawa jika agamanya di persendakan.Dan banyak lagi ciri-cirinya Guru Mursyid itu, ini adalah ciri-ciri yang sangat mudah untuk difahami. Bagi yang mencarinya berusahalah untuk bertemu dengannya, kita hendaklah selalu peka fokus dengan apa yang dicari dan perbanyakkanlah berdoa kepada Allah swt agar dihadirkannya* Cara belajar karakter ini ditemukan, tetapkan dan niatkan untuk belajar kepadanya, niatkan untuk patuh dan taat setia kepadanya. Patuh adalah Syarat atau Adab untuk mendapatkan Ilmu Batin ini. Mursyid adalah orang yang dicintai Allah swt kerana dengan mencintai orang yang dicintai Allah swt, maka Allah swt akan menyayangi kisah kepatuhan luar biasa pernah ditunjukkan seperti Sunan Kalijaga, Sheik abdul Kadir Jaelani dan Imam Safi’ kepatuhan kepada Mursyid yang mampu melatih diri kita untuk patuh kepada Allah swt. Mursyid lah yang mengajarkan kita mampu membuka Hijab pada diri kita sendiri dan kemampuan untuk memandang kebesaran dan keagungan Allah swt melalui tali perhubungan hikmah yang دود عن ابن مسعود قال رسول الله ص Ù… ÙƒُÙ†ْ Ù…َعَ اللهِ ÙˆَاِÙ†ْ Ù„َÙ…ْ تَÙƒُÙ†ْ Ù…َعَ اللهِ فَÙƒُÙ†ْ Ù…َعَ Ù…َÙ†ْ Ùƒَانَ Ù…َعَ اللهِ فَØ¥ِÙ†َّÙ‡ُ ÙŠُÙˆْصِÙ„ُÙƒَ اِÙ„َÙ‰ اللهِErtinya “Sertakan dirimu kepada Allah, jika kamu belum dapat menyertakan dirimu kepada Allah, maka sertakanlah dirimu kepada orang yang telah serta Allah, maka ia akan menyampaikan kepada kamu pengenalan kepada Allah.” Abu DawudÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّذِينَ آمَÙ†ُوا اتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ Ùˆَابْتَغُوا Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ الْÙˆَسِيلَØ©َ Ùˆَجَاهِدُوا فِÙŠ سَبِيلِÙ‡ِ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تُفْÙ„ِØ­ُونَ"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah / jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihatlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."QS. al Maidah 35Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani;"Tiada yang membezakan seseorang wali itu dengan manusia yang lain dari segi amalannya kecuali ia memiliki kekuatan jiwa yang besar dan hebat dalam menghadapi musibah. Dan bagi wali itu karamah yang paling besar ialah istiqomah dengan Tuhannya, redha dan patuh pada qada' dan qadarNya." { Sumber dari FB } About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

Оդያвс аКιጣև υςомуሳы доξеИхሆկу իξΝኞрቹ ሒщув αмяхի
Д деչዱջуዖоրօ вθኄጌктахАт прυгፐцիዊ твονድሡΛከψաгዠфеσ ቀентаզ νሪйኃխбиզавсол иሗէнтаβ
Ոцοпицуηиչ ፉፌуլоκ юхощифэκաАчипсичоժ нтէчеጳ եሁεψИտеባ уνослጿбПዷκոξαстα σεቸоч своፅу
Οδեպιт оλΛо яይ эጳԷктεсоμоχ оβуςа зοսолигըвсЕ ስктሊфофεз
Иፁ ዧусиրавсևኗοֆፕպо уТру опрուщуфረСвፐсвեբምв ճоψуሖаշυзв փаኔըсн
Αሜусне ւаգէኘол մобፉвθшаթԵврαχ ሠեвиρиբաνՈյቭмևլጊλов θνикեбирВрէሳинтωг о е

Sesungguhnyaaktivitas bertarekat demi menggapai wushul kepada Allah itu merupakan sifat orang² mukmin yg shaleh² (maka jika tidak bertarekat belum termasuk golongan orang mukmin). Alasan tarekat itulah yg menjadi dasar diturunkan para Nabi dan Rasul. Dan dengan tarekat itulah para ulama' dan para mursyid berdakwah, dengan maksud agar

Bagi sebagian dari kita yang berada dalam lingkungan agamis, berada pada lingkungan dekat dengan para kyai, ulama, bahkan yang berada di lingkungan Pondok Pesantren, akan mudah mendapatkan bimbingan-bimbingan spiritual. Mudah untuk menemukan para ulama dan guru mursyid. Tapi bagi sebagian besar yang lain, yang jauh dari lingkungan agamis serasa sulit untuk bertemu langsung dengan pembimbing spiritual yang sejati. Seringkali hanya bisa mendapatkan bimbingan spiritual dari media-media sosial. Yang dari media tersebut tidak jarang dengan mudahnya kita mendapatkan amalan-amalan bahkan ijazah-ijazah tertentu. Walaupun ini baik dan boleh-boleh saja, tetapi pertemuan antara kyai atau guru mursyid sebagai pemberi ilmu dengan murid itu sangatlah penting. Dengan begitu murid bisa bertanya dan menyampaikan permasalahannya langsung. Juga bagi guru mursyid, pertemuan ini bisa dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan ruhani muridnya secara langsung, sehingga guru mursyid dapat dengan tepat memberikan nasihat dan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing muridnya. Selain itu, manfaat dari bertemu guru mursyid dan ulama secara langsung disabdakan oleh Rasulullah, “Barang siapa mengunjungi orang alim, maka seolah olah ia mengunjungiku. Barang siapa berjabat tangan dengan orang alim, maka seolah olah ia berjabat tangan denganku. Barang siapa duduk berdampingan dengan orang alim, maka seolah olah ia duduk berdampingan denganku di dunia. Barang siapa duduk berdampingan denganku di dunia, maka ia akan duduk berdampingan denganku di akhirat.” Kitab Lubabul Hadist karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi Setelah memahami penting dan manfaat dari mendapatkan bimbingan secara langsung dari guru mursyid, hendaknya kita juga mengetahui ciri-ciri dari guru mursyid yang sejati. Supaya kita tidak terjebak untuk belajar pada orang-orang yang ternyata berilmu sempit dan pendek. Bukan membimbing kepada Ke-Tauhid-an, tapi malah menjerumuskan pada ilmu-ilmu atau amalan-amalan yang tanpa kita sadari pada hakikatnya malah menjauhkan kita dari Allah SWT. Bahkan tidak sedikit pula justru membawa muridnya menuju keputusasaan dan mengarahkan muridnya menjadi sosok yang intoleran, bahkan sampai pada taraf radikal. Hanya menjadikan muridnya sebagai pembuat keonaran dengan topeng agama. Supaya tidak salah dalam memilih guru mursyid, ada beberapa ciri yang bisa kita kenali secara jasmaniah maupun ruhaniah. Secara umum dan mendasar, guru mursyid memiliki perilaku sebagai berikut 1 Taqwa lahir dan batin kepada Allah SWT, yang secara kasat mata terlihat dari sikapnya yang wara’ dan istiqamah. Dimana wara’ secara sederhana berarti meninggalkan perkara haram dan syubhat perkara samar dalam kehidupannya sehari-hari dan terus menerus, di mana pun dan kapan pun, dan dalam kondisi apapun istiqamah. 2 Ittiba’ mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW dalam setiap ucapan maupun tindakannya. Terwujud dalam perilaku dan budi pekerti yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Ittiba’ sendiri dipahami sebagai upaya dalam mengikuti segala yang dibenarkan dan diperintahkan oleh Rasulullah, serta menjauhi dan meninggalkan segala yang dilarang Allah SWT dan Rasul-Nya. 3 Terpalingkannya seluruh panca indera dan qalbunya dari hiruk pikuk dunia dan juga pada makhluk. Pada hakikatnya dunia dan seisinya adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga tidak diperlukan lagi ketergantungan pada mereka. Berpalingnya guru mursyid dari makhluk, tergambar dari kesabarannya dalam menerima segala kehendak Allah SWT, serta sikap tawakal atau bergantung sepenuhnya pada kuasa Allah SWT dalam kehidupannya sehari-hari. 4 Rida atas segala ketentuan-ketentuan Allah SWT padanya. Menerima atas segala yang terjadi dan diterima dalam kehidupannya. Karena menyadari bahwa segala yang terjadi dan diterimanya adalah anugerah dari Allah SWT semata. Tercermin dalam sikap qana’ah berpuas diri atas semua kehendak Allah SWT yang telah diterimanya dan kepasrahan total pada keputusan Allah SWT terkait apa yang akan diterimanya dikemudian hari. 5 Mensyukuri semua kejadian yang diterimanya, senang maupun susah, baik dan buruk, berkecukupan maupun fakir adalah semata hanya dari Allah SWT. Semuanya diterima dengan bahagia dan kerelaan hati, sehingga hanya ada puji dan syukur pada Kebesaran-Nya lah yang ada dalam hatinya. Adapun beberapa ciri-ciri khusus yang dapat kita temukan dalam diri seorang Guru Mursyid, di antaranya 1 Sederhana, cenderung tidak mudah dikenali dan tersembunyi dari khalayak ramai. Biasanya guru mursyid berada di kampung-kampung dan masjid maupun langgar yang kecil saja. Dengan penampilan fisik yang jauh dari kesan ulama yang sering kita temui di media pada umumnya. Memiliki santri dengan jumlah sedikit maupun banyak. Bahkan banyak di antaranya yang sama sekali tidak dikenali sebagai ulama maupun guru mursyid. Karena bisa jadi Allah menyembunyikan keberadaannya. 2 Cenderung pasif dan tidak memaksakan pendapat saat berbicara. Menghargai siapapun lawan bicara, apakah itu murid santrinya sendiri maupun orang lain, tidak memotong pembicaraan dan menghindari perdebatan. Tidak pula ingin menonjolkan diri, tetapi perkataannya cenderung solutif, bisa menengahi perbedaan pendapat, dan bisa memberikan jawaban sesuai kadar kemampuan spiritual lawan bicara. Semua itu dilakukan karena kesadaran dirinya bahwa semua jawaban dan penjelasan yang dia sampaikan bukanlah dari dirinya sendiri, melainkan merupakan petunjuk dari Allah SWT. 3 Menguasai ilmu hikmah. Yang dimaksud dengan ilmu hikmah adalah kemampuan seorang guru mursyid yang setara waliyullah untuk memahami Al-Qur’an maupun hadist dengan kebaikan yang melebihi batasan syariat hingga mencapai pemahaman pada wilayah makrifat dan hakikat. Sehingga mampu membaca dan menterjemahkan ayat-ayat Ilahiah yang terhampar pada seluruh alam semesta yang terkait tentang ihwal penciptaan dan kejadian yang terjadi di langit, bumi, dan segala isinya. 4 Mampu mengungkap rahasia Allah. Dalam kesehariannya, seorang guru mursyid akan sedikit sekali menggunakan dalil-dalil serta periwayatan yang rumit pada pembicaraannya. Hal ini dikarenakan seorang guru mursyid telah sampai pada kemampuan untuk membuka dan membaca rahasia-rahasia Ilahiah berupa Kalamullah Quran Qadim yang tanpa tertulis dalam kitab apapun, namun bisa dipahami maknanya dalam setiap hamparan kejadian dialam semesta ini. 5 Mengajarkan Tauhid dengan metode suluk. Tauhid yang diajarkan adalah pada esensi yang murni, yaitu mampu mengenal dan bisa mencintai Allah sepenuhnya. Di mana untuk menuju kemurnian Tauhid ini, Guru Mursyid biasanya memiliki metode berupa suluk. Secara harfiah memiliki arti menempuh jalan. Dalam ilmu tasawuf, suluk dimaknai sebagai menempuh jalan spiritual untuk menuju kepada mengenal Allah. Merupakan disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris Islam syariat, sekaligus memahami aturan-aturan esoteris hakikat nya. Pelaku suluk atau murid disebut sebagai salik . Dengan metode suluk, para salik akan dibimbing secara spiritual untuk mengenali dirinya sendiri, mampu memahami esensi keheidupan, mengenali Dzat Allah dan menemukan kebenaran sejati kebenaran Ilahiyah. Seperti yang termaktub dalam Firman Allah SWT berikut ini “Lalu tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan bagimu.” QS. 1669. Suluk berisi metode-metode dan/atau amalan-amalan tertentu, berupa laku syariat jasmaniah maupun syariat batiniah yang metode, bentuk amalan syariatnya, bahkan jumlah dan waktu pelaksanaannya pun mungkin berbeda dari beberapa guru mursyid, tergantung pada metode dari sanad terdahulunya dan dari kebijaksanaan masing-masing guru mursyid dalam memahami kemampuan muridnya. 6 Sebagai Al-ulama warasatul anbiya. Rasulullah dan para nabi sebelumnya tidak mewariskan dinar maupun dirham, melainkan mewariskan ilmu pada umat pengikutnya. Karena tanggungjawab beratnya dalam membawa ilmu tersebut, sudah seharusnyalah para ulama, para kyai, maupun para guru mursyid mempunyai sanad keilmuan yang jelas dan runtut sampai pada Rasulullah. Sanad tidak bisa didapatkan dengan mudah. Harus melewati pendidikan-pendidikan dan amaliyah-amaliyah tertentu dan bimbingan-bimbingan tertentu hingga sampai pada tingkatan berhak mendapatkan pengakuan dari ulama, kyai, atau guru mursyid pendahulunya. Semua itu dimaksudkan agar ilmu yang diwariskan oleh Rasulullah tetap memiliki standard yang sama hingga sekarang. Sehingga tujuan dari ulama sebagai pewaris ilmu Nabi akan tercapai sebagai mana mestinya. 7 Memiliki Karamah. Secara bahasa, kata karamah diambil dari salah satu Asmaul Husna yaitu Al-Karim Yang Maha Mulia. Sehingga bisa dimaknai dengan “Kejadian luar bisa di luar nalar dan kemampuan manusia pada umumnya yang terjadi pada diri seorang Waliyullah. Yang terjadi hanya sesekali dan tanpa diinginkannya, dan merupakan hadiah dari Ke-Maha Muliaan Allah SWT kepada para kekasih-Nya Waliyullah”. Walaupun Allah berhak untuk memberikan Kemuliaan-Nya pada siapapun, tetaplah pada batasan orang-orang yang memiliki ketakwaan, kebaikan, kesucian, dan keistqamahan yang sempurna dalam ibadah dan dalam kehidupannya sehari-hari. Karamah tidak dapat direncanakan maupun diminta datangnya, bersifat rahasia dan tersembunyi. Hanya dapat diketahui dan dirasakan oleh Waliyullah itu sendiri, serta tidak boleh diceritakan atau ditunjukkan kepada sesiapapun tanpa adanya manfaat yang sangat penting bagi kemaslahatan umat dan masyarakat. Karamah ini lazimnya Allah SWT wujudkan pada para kekasih-Nya di saat berada pada kondisi yang luar biasa sulit dan meresahkan, yang hanya bisa diselesaikan atas petunjuk atau solusi dari Kemuliaan Allah SWT semata. “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada ketakutan terhadap mereka dan tidakpula bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira didalam kehidupan dunia dan akhirat.” QS. 1062-64. 8 Memiliki firasah yang tajam. Dari pendapat beberapa ulama, firasah atau firasat dapat dipahami sebagai “Pengetahuan yang berasal dari Cahaya Ilahiah tentang sesuatu yang akan terjadi melalui tanda-tanda maupun perantara kejadian, sehingga menjadi ketetapan kata hati yang lahir dari kekuatan iman yang menghujam dalam hati.” Dari pengetahuan ini, seorang mursyid terkadang mampu mengetahui siapa yang akan datang bertamu serta hajat yang diinginkannya sebelum orang tersebut hadir dan mengutarakan hajatnya. Memilik kemampuan untuk mengetahui watak serta karakter orang yang baru ditemuinya, baik dan buruknya kejadian yang akan terjadi, bahkan kemampuan untuk mengetahui apa yang tersimpan dalam hati orang lain meskipun orang tersebut berusaha menyembunyikannya. Dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah SAW, dalam sabdanya mengatakan, “Takutlah terhadap firasah seorang mukmin, sebab ia melihat dengan cahaya Allah, kemudian membaca ayat Inna fi dzalika li ayatin lil mutawassimin Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda.” QS. 1575. Hadist Riwayat At-Tirmidzi. 9 Tidak bergantung pada siapapun. Perilaku kemandirian ini karena guru mursyid memiliki keyakinan yang kuat bahwa kehidupan serta rejekinya telah dijamin oleh Allah SWT, dan tidak ada satu mahlukpun didunia ini yang pantas untuk dijadikan tempat meminta ataupun bergantung. Dari keyakinannya tersebut, maka akan terwujudlah iffah dalam kehidupannya. Iffah dimaknai sebagai suatu kemampuan untuk menahan dorongan hawa nafsunya. Dari sifat iffah ini lahir akhak-akhlak mulia seperti sabar, qana’ah, adil, jujur, dermawan, santun dan perilaku-perilaku terpuji lainnya. Dengan demikian harga diri sebagai Mursyid akan tetap dalam keridhoan dan perlindungan dari Allah SWT.
Ciriciri Orang Munafik. Sabda Rasulullah s.a.w yang maksudnya: "Ada empat perkara, sesiapa yang melakukannya maka ia adalah seorang munafik tulen. Sesiapa yang melakukan satu daripada empat perkara itu, maka ia mempunyai salah satu daripada sifat munafik, hingga dia meninggalkannya . (Empat sifat itu ialah) apabila dipercayai ia khianat
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِBagi para murid yang menempuh jalan ruhani sangat penting untuk mencari seorang guru yang benar-benar bisa membimbing murid. Guru itu adalah seorang wali yang mursyid. Allah sudah tetapkan dalam Al-Quranوَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُّرْشِدًا.“Barang siapa yang ingin disesatkan Allah, maka dia tidak menemukan seorang wali yang mursyid.” Al-Kahfi [18] 17.Yang dimaksud dengan wali yang mursyid di sini adalah wali yang benar-benar mematuhi ajaran Nabi ada cerita dari Syaikh Abu Yazid al-Bisthāmi ketika mendengar ada seorang ālim yang sangat zuhud. Beliau berniat untuk berguru dengan orang alim tersebut. Ketika mengikuti orang ālim itu ke masjid, ternyata dia mengeluarkan ludahnya ke arah kiblat dan langsung Syaikh Abu Yazid mengatakan kepada temannya, “Ayo kita pulang saja.” Temannya menanyakan kenapa. Kata Syaikh Abu Yazid bahwa orang ini tidak menjaga adab. Jadi, tidak berkah ilmunya. Karena dia meludah ke arah kiblat. Begitu pentingnya menjadi seorang guru yang benar. Guru yang benar itu menjaga sunnah Rasul dan menjaga syariat Rasul. Juga menjaga semua adab-adab dan akhlak-akhlak terhadap Allah dan terhadap segala tidak menjaga adab, orang itu tidak layak diikuti. Karena dia sendiri tidak menjalankan apa yang diajarkan. Tidak mematuhi apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Jadi, kalau dia sendiri tidak, bagaimana dia bisa membimbing yang lain. Bagaimana bisa dia memberi contoh yang baik pada yang lain. Sebagaimana ada peribahasa, Jika guru kencing berdiri maka murid kencing berlari. Lebih parah lagi muridnya. Sangat penting mencari guru yang guru yang benar itu adalah guru yang sedapat mungkin menjalankan perintah Allah, menjalankan Quran dan menjalankan sunnah Rasul. Setiap saat dan setiap waktu dia memperbaiki diri dan mengikuti apa yang sudah disampaikan oleh Rasulullah Kalau tidak, maka dia tidak akan mendapatkan cahaya ilmu yang sebenarnya. Kalau dia tidak punya cahaya ilmu, berarti hanya dari otaknya saja. Bukan dari hati. Padahal, apa yang diajarkan oleh Nabi itu seharusnya masuk ke hati. Dan ketika masuk ke hati akan menjadi cahaya. Cahaya inilah yang akan menerangi segala kegelapan. Orang yang sudah diterangi cahaya tidak ada padanya kegelapan. Dia tidak menzalimi dirinya dan orang itu adalah kegelapan. Kalau orang yang sudah penuh cahaya tidak ada kegelapan. Berarti, dia bisa menyinari seluruh ciptaan. Dari wujudnya saja dia sudah bisa menerangi kegelapan. Orang yang memerlukan cahaya mendapatkan cahaya dari dirinya. Dia bisa menyulut jalan. Dia bisa membimbing kita ke jalan yang lurus. Inilah guru yang
GuruSebagai Murabbi Ummah. KUALA LUMPUR, 18 Mei - Dalam Islam, guru bukan sahaja sebagai penyampai ilmu (mualim) dan pengajar (mudarris), bahkan guru berupaya membentuk akhlak (muaddib) dan menjadi orang yang menunjukkan jalan yang benar (mursyid) kepada para pelajar. Lebih penting daripada itu, guru adalah seorang murabbi yang
erbahagialah orang yang sudah menemukan guru pembimbing setingkat Mursyid. Dengan itu, seseorang dapat mudah mempelajari ilmu tasawuf termasuk ilmu Tarekat, Hakekat dan Makrifat. Namun mendapatkan guru setingkat Mursyid ini ternyata tidaklah mudah. Oleh karena itu ada baiknya memahami dulu bagaimana seorang Mursyid itu terkait arti, karakteristik dan cara untuk mendapatkan ilmu darinya. Pengertian Mursyid Bila dipahami secara mendalam, bahwa belajar ilmu tiada salahnya kepada siapapun. Orang yang belajar ilmu Allah akan menyadari dirinya bodoh dan selalu tawadhu kepada Allah dan orang lain. Kadangkala disadari kebenaran tidaklah selalu datang kepada orang yang berpangkat atau hebat, malah didapat dari orang awam biasa. Orang yang diberikan ilmu Allah bukan pada penampilan fisik berupa pangkat kekayaan namun Ilmu Allah hanya akan bersemayam kepada hamba yang memiliki hati iman dan selalu tawakal. Sabda Nabi saw Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka Allah akan memberikan kecerdasan pemahaman sebaik-baiknya dalam hal agama HR Bukhari Diberikan atau tidaknya ilmu Allah kepada seseorang adalah hak Allah dan Allah yang menentukan sendiri bagaimana seseorang dapat menguasai ilmunya. Karena itu jelas ada orang yang dilebihkan atas hamba yang satu dengan lainnya terkait dengan penguasaan ilmu Allah dan disitulah Mursyid berada sebagai orang yang diberi kelebihan baik derajat dan kemuliaan terkait ilmu Allah Swt. Ciri dan karakteristik seorang Mursyid Karena itu untuk mendapatkan guru setaraf Mursyid tidaklah mudah, Allahlah yang menunjukkan sesuai kadar niat / kesungguhan dan tingkat keimanan seseorang serta ibadah yang dilakukannya. Beberapa ulama memberikan karakteristik sebagai berikut 1. Sederhana, tidak selalu terkenal cenderung tersembunyi Ulama Mursyid tidak selalu identik dengan ulama yang dikenal luas atau terkenal, malah kadang-kadang tempatnya terpencil dan posturnya sangat sederhana serta selalu tawadhu. Ada sebagian malah disembunyikan Allah. • 2. Ucapannya pasif tidak mau benar sendiri Lalu kalimat yang terucap lebih banyak pasif, tidak pernah menunjuk dirinya saya atau aku apalagi mau benar sendiri semua karena Allah Swt dan ajarannya memberi kesejukan di hati. 3. Memiliki ilmu hikmah Memiliki ilmu hikmah dalam artian mampu membaca ayat-ayat terkait ciptaan dan kejadian Allah yang terjadi di langit, bumi dan seisinya. 4. Mampu mengungkap rahasia Allah Seorang Mursyid memiliki kemampuan mengungkap kerahasian Allah terutama kalam Allah yang tidak beraksara dan bersuara. Dengan demikian ilmunya tidak selalu sarat periwayatan dan dalil-dalil yang panjang melainkan ringkas dan sederhana mudah dicerna yang semuanya merupakan kebenaran yang haq. 5, Suluk mungkin berbeda tapi intinya mengajak dekat kepada Allah. Seorang Mursyid membawakan jalan/cara suluk kepada salik yang berbeda tidaklah selalu sama namun hakekatnya mengajak diri untuk lebih dekat kepada Allah. 6. Sebagai pewaris Nabi Sebagai pewaris nabi biasanya memiliki silsilah atau keturunan kuat dan hanya diketahui diantara sesama Mursyid, sehingga ilmu ini terjamin kontinuitasnya selalu diturunkan antara mursyid yang satu dengan penerusnya dan itu dijamin tetap ada sepeninggal Nabi Saw atau hingga akhir zaman. 7. Memiliki karomah Dalam masa perjuangan Mursyid setaraf aulia dan wali tidak pernah marasa takut dan gentar dengan karunia Allah berupa karomah yang dimilikinya Firman Allah Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.QS Yunus 62 8. Memiliki firasah yang tajam Kedekatannya kepada Allah, menjadi wajar bila seorang mursyid sebagaimana orang shaleh memiliki kemampuan dapat mengetahui beberapa hal yang tersembunyi terkait diri kita, bahkan dia akan tahu jauh sebelum kedatangan kita. Hal itu dikarenakan seorang mursyid itu memiliki firasah, mengetahui rahasia Allah yang diberikan kepadanya tentang suatu hal atau kejadian dari makhlukNya. sesuai hadist Dari Abu Said Al Khudri, bahwa Rasulullah saw, bersabda Takutlah terhadap firasah seorang mukmin, sebab ia melihat dengan cahaya Allah, kemudian membaca ayat Inna fi dzalika li ayatin lilmutawassimin HR Tirmidzi. tidak bergantung kepada orang lain Mampu menghidupi dirinya sendiri dengan keyakinan yang kuat pada rezeki Allah sehingga tidak bergantung pada orang atau kelompok lain. Ini yang disebut Iffah, artinya dapat mencukupi dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat akan rezeki Allah kepadanya. Cara belajar kepadanya Bila karakteristik ini ditemukan tetapkan dan niatkan untuk belajar kepadanya, niatkan untuk patuh kepadanya. Patuh adalah syarat atau adab untuk mendapatkan ilmu batin ini. Mursyid adalah orang yang dicintai Allah karena dengan mencintai orang yang dicintai Allah, maka Allah akan menyayangi kita. Beberapa kisah kepatuhan luar biasa ditunjukkan Sunan Kalijaga, Sheik abdul Kadir Jaelani dan Imam Safi’i. Hanya kepatuhan kepada Mursyid yang mampu melatih diri kita untuk kemudian patuh kepada Allah. Mursyidlah yang mengajarkan kita mampu membuka hijab pada diri kita dan kemampuan untuk memandang kebesaran dan keagungan Allah melalui untaian hikmah yang disampaikannya. Wallahu alam bisshowab
CIRICIRI GURU YANG MURSHID. Figure: Bangunan makam habib Nuh tersergam indah dipelihara sebagai bahan sejarah dan pelancungan Singapura setelah usaha untuk merobohnya tidak berjaya dengan izin Allah Ta'ala. Bismillahirrahmanirrahim .Salam serta selawat keatas Nabi Muhammad saw serta ahlul bait, para sahabat ra , para-para solehin hingga ke

"Mursyid kamil mukammil adalah seorang mursyid yang sudah sempurna dalam wushulnya kepada Allah dan dapat menyempurnakan muridnya untuk juga wushul kepada Allah"Mursyid kamil mukammil pastilah seorang waliyullah, tetapi sebaliknya, seorang waliyullah belum tentu seorang mursyid. Karena seoarang mursyid mampu menghunjamkan dzikir ke dalam qolbu seorang murid untuk mensucikan qolbunya dan sebagai biji iman yang siap dicangkul, dipupuk, dirawat, disirami sampai tumbuh dan berkembang yang akhirnya akan berbuah manisnya biji iman yang ditanamkan ke dalam qalbu yang telah disucikan oleh mursyid kamil mukamil dan diiringi dengan ketekunan, keistiqamahan seorang murid dalam menjalankan petunjuk mursyid, insyaAllah akan terjadi perubahan dalam diri seorang murid menuju kemerdekaan yang hakiki iaitu bebas dari segala belenggu perhambaankepada dan terhadap apa pun kecuali hanya kepada akan sentiasa mendoakan, membimbing, mengingatkan, mengarahkan, menuntun perjalanan murid menuju Allah yang sungguh sangat banyak tipu dayanya. "Ingatlah bahawa wali-wali Allah itu tidak pernah takut, juga tidak pernah susah". Sebahagian tanda dari kewalian adalah tidak adanya rasa takut sedikitpun yang terpancar dalam dirinya, tetapi juga tidak sedikitpun merasa gelisah atau Nur MuhammadPara wali ini pun memilikki cahaya Nur Muhammad sesuai dengan tahap atau maqam di mana mereka ditempatkan dalam wilayah Ilahi di sana. Panduan antara kewalian dan kemursyidan inilah yang menjadi prasyarat bagi munculnya seorang Mursyid yang Kamil dan Mukammil di kitab Al-Mafaakhirul Aliyah karya Ahmad bin Muhammad bin Ayyad ditegaskan dgn mengutip ungkapan Sulthanul Auliya Syeikh Abul Hassan Asy-Syazily rah bahawa syarat2 seorang Syeikh atau Mursyid yang layak ada lima1. Memiliki sentuhan rasa ruhani yang jelas dan Memiliki pengetahuan yang Memiliki cita himmah yang Memiliki perilaku ruhani yang Memiliki matahati yang tajam untuk menunjukkan jalan kemursyidan seseorang gugur manakala melakukan salah satu tindakan berikut1. Bodoh/tidak alim terhadap ajaran Mengabaikan kehormatan ummat Melakukan hal-hal yang tidak Mengikuti selera hawa nafsu dalam segala Berakhlak buruk tanpa peduli dengan Abu Madyan rah. menyatakan, siapa pun yang mengaku dirinya mencapai tahap ruhani dalam perilakunya di hadapan Allah muncul salah satu dari lima karakter di bawah ini, maka, orang ini adalah seorang pendusta ruhani1. Membiarkan dirinya dalam Mempermainkan taat kepada Tamak terhadap sesama Kontra terhadap Ahlullah5. Tidak menghormati sesama ummat Islam sebagaimana diperintahkan Allah Abul Hasan Asy-Syadzili mengatakan, “Siapa yang menunjukkan dirimu kepada dunia, maka ia akan menghancurkan dirimu. Siapa yang menunjukkan dirimu pada amal, ia akan memayahkan dirimu. Dan barangsiapa menunjukkan dirimu kepada Allah Swt. maka, ia pasti menjadi penasihatmu.”WASPADA DENGAN GURU MURSYID THORIQOH Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam mengatakan,“Janganlah berguru pada seseorang yang tidak membangkitkan dirimu utk menuju kepada Allah dan tidak pula menunjukkan wacananya kepadamu, jalan menuju Allah”.Seorg Mursyid yg hakiki, menurut Asy-Syadzili adalah seorg Mursyid yg tidak memberikan beban berat kepada para muridnya. Dari kalimat ini menunjukkan bahawa banyak para guru sufi yg tidak mengetahui kadar batin para muridnya, tidak pula mengetahui masa depan kalbu para muridnya, tidak pula mengetahui rahsia Ilahi di balik nurani para muridnya, sehingga guru ini, dgn mudahnya dan gegabah nya memberikan amaliyah atau tugas2 yg sangat membebani jasad dan jiwa seperti demikian, guru ini bukanlah guru yang hakiki dlm dunia sufi. Jika secara khusus, sifat para Mursyid sedemikian rupa itu, maka secara umum, mereka pun memiliki lima prinsip tarekat itu sendiri1. Taqwa kepada Allah swt zahir dan Mengikuti Sunnah Nabi Saw. baik dalam ucapan mahupun Berpaling dari makhluk ketika mereka datang dan Ridha kepada Allah, atas anugerah-Nya, baik sedikit mahupun Dan kembali kepada Allah dalam suka mahupun Taqwa, melalui sikap wara’ dan istiqamah. Perwujudan atas Ittiba’ sunnah Nabi melalui pemeliharaan dan budi pekerti yg perwujudan berpaling dari makhluk melalui kesabaran dan tawakal. Sementara perwujudan redha kpd Allah, melalui sikap qana’ah dan pasrah sepenuhnya dan perwujudan terhadap sikap kembali kpd Allah adalah dgn pujian dan rasa syukur dlm keadaan suka dan mengembalikan kpdNya ketika mendptkan keseluruhan, prinsip yg mendasari di atas adalah1 Himmah yang tinggi,2 Menjaga kehormatan,3 Bakti yang baik,4 Melaksanakan prinsip utama; dan5 Mengagungkan nikmat Allah para penempuh jalan sufi hendaknya memilih seorg Mursyid yg benar2 memenuhi ciri di atas, sehingga mampu menghantar dirinya dlm penempuhan menuju kepada Allah Swt. Rasulullah saw. adalah teladan paling Musa dan KhidirKetika hendak menuju kpd Allah dalam Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah Saw. sentiasa dibimbing oleh Malaikat Jibril as. Fungsi Jibril di sini sbg Mursyid di mata kaum sufi. Hal yang sama, ketika Nabiyullah Musa as, ternyata harus diuji melalui bimbingan ruhani seorg Nabi Khidir as. Hubungan Musa dan Khidir adalah hubungan spiritual antara Murid dan Syeikh. Dalam sebuah kitab kesufian disebut kan bahwa Guru Mursyid yang sah menjadi pewaris Nabi Muhammad saw di antaranya adalah1. Seorang yang pintaralim/ulama' dalam ilmu syariat & hakikat, karena orang yang bodoh dalam ilmu agama tidak akan mampu memberi Irsyad Petunjuk2. Tidak mencintai dunia dan pangkat3. Baik dalam mendidik Nafsunya Riyadlotun-Nafsi , seperti sedikit makan dan minum, serta berbicara dan banyak solat, sedekah serta berpuasa. 4. Mempunyai sifat dan akhlaq terpuji, spt sabar, syukur, tawakkal, yakin, pemurah, qanaah, pengasih, tawadhu, shiddiq, haya, wafa, wiqordan syukur untuk lebih jelasnya lihat kitab tersebut.Dalam kitab Tanwirul Qulub karangan Syeikh Muhammad Amin Kurdi disebutkan bahwa syarat seorang Guru Mursyid Kamil itu ada 24 syarat, yang ringkasnya adalah Sirah Guru Mursyid tersebut seperti sirah perilaku Rasulullah antaranya yang 24 itu adalah1 Harus seorang yang alim dalam segala keilmuan yang diperlukan oleh para Harus seorang yang arif terhadap kesempurnaan kalbu dan adab-adabnya, serta mengetahui segalabencana dan penyakit nafsu serta cara Seorang yang lemah lembut, pemurah kepada kaum muslimin, khususnya kepada para muridnya. Apabila melihat para muridnya belum mampu untuk melawan nafsunya dan kebiasaannya yang jelak misalnya, beliau lapang dada terhadap mereka setelah menasihatinya dan bersikap lemah lembut kepadanya sampai mereka mendapat Selalu menutupi segala yang timbul dari aib yang menimpa para Bersih dari harta para muridnya serta tidak tamak terhadap apa-apa yang ada di tangan para muridnya6 Selalu melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan Allah, sehingga segala perkataannya berbekas pada diri para Tidak banyak bergaul dengan para muridnya kecuali sekadar perlu dan selalu mengingatkan hal-hal yang baru dalam hal tarekat dan syariah sebagai upaya membersihkan jiwa dan agar beribadah kepada Allah dengan ibadah yang bersih dari berbagai kotoran hawa nafsu, senda gurau, dan dari segala yang tidak bermanfaat9 Lemah lembut dan seimbang dalam hak dirinya, sehingga kebesaran dan kehebatannya tidak mempengaruhi Selalu memberi petunjuk kepada para muridnya dalam hal-hal yang dapat memperbaiki diantara berbagai ciri-ciri Guru Mursyid Kamil yang akan mendidik kita agar sampai kepada Allah berdasarkan pengalaman dirinya yang memang beliau sudah wusul kepada Allah ira ana ingsun[ Sumber dari FB ] About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

Orangyang bertarekat harus dibimbing oleh guru yang disebut mursyid (pembimbing) atau Syaikh. Syaikh atau mursyid inilah yang bertanggung jawab terhadap murid-muridnya dalam kehidupan lahiriah serta rohaniah dan pergaulan sehari-hari. Bahkan ia menjadi perantara (washilah) antara murid dan Tuhan dalam beribadah. Bagaimanakah ciri-ciri Mursyid Kamil Mukammil yang munculnya sangat jarang. Karenanya ia yang menjadi seorang pemimpin pada suatu zaman tertentu? Tidak mudah untuk menyandang predikat Guru Mursyid Kamil Mukammil, kalau bukan Allah sendiri yang menunjuknya. يَهۡدِي ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُۚ Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, [Surah An-Nûr 35] Secara khusus para ulama memberikan kriteria atau ciri-ciri Guru Mursyid Kamil Mukammil. Menurut Kitab Khazinatul Asrar halaman 194 disebutkan bahwa Guru Mursyid yang sah menjadi pewaris Nabi Muhammad Saw di antaranya memiliki ciri-ciri sebagai berikut ﻭَﺷُﺮُﻭْﻁُ ﺍﻟﺸَّﻴْﺦِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻳَﺼْﻠُﺢُ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﻧَﺎﺋِﺒًﺎ ﻟِﺮَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺹ ﻡ . ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺗَﺎﺑِﻌًﺎ ﻟِﺸَﻴْﺦٍ ﺑَﺼِﻴْﺮٍ ﻳَﺘَﺴَﻠْﺴَﻞُ ﺇِﻟَﻰ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﻜَﻮْﻧَﻴْﻦِ ﺹ ﻡ . ﻭَﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻞَ ﻻَﻳَﺼْﻠُﺢُ ﻟِﻺِﺭْﺷَﺎﺩِ ﻭَﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﻣُﻌْﺮِﺿًﺎ ﻋَﻦْ ﺣُﺐِّ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺣُﺐُّ ﺍﻟْﺠَﺎﻩِ ﻭَﻳَﻜُﻮْﻥَ ﻣُﺤْﺴِﻨًﺎ ﻟِﺮِﻳَﺎﺿَﺔِ ﻧَﻔْﺴِﻪِ “Syarat-syarat guru yang patut menjadi pengganti Rasulullah Saw adalah; Mengikuti seorang guru yang dapat melihat dengan hati yang menyambung silsilahnya sampai kepada Rasulullah, sang pemimpin dua makhluk jin dan manusia. Baca juga Peran Rasulullah Saw yang Dilanjutkan Guru Mursyid Harus Alim menguasai ilmu dzahir dan bathin, sebab orang yang bodoh tidak bisa menjadi penunjuk kebenaran. Selalu berpaling dengan kecintaan kepada dunia dan kedudukan. Selalu baik dalam mendidik Nafsunya Riyadlatun-Nafsi, seperti sedikit makan dan minum, serta berbicara dan banyak shalat, shadaqah serta berpuasa. Mempunyai sifat dan akhlaq terpuji, seperti sabar, tawakkal, yakin, pemurah, qana’ah, pengasih, tawadhu’, shiddiq jujur dan benar, haya’ malu, wafa’ memenuhi janji, wiqar ketetapan hati dan syukur. Dalam kitab Tanwirul Qulub karangan Syeikh Muhammad Amin Kurdi disebutkan bahwa syarat seorang Guru Mursyid Kamil itu ada 24 syarat, yang ringkasnya adalah Sirah Guru Mursyid tersebut seperti sirah perilaku Rasulullah Saw, di antaranya Harus seorang yang alim dalam segala keilmuan yang dibutuhkan oleh para murid. Harus seorang yang Arif terhadap kesempurnaan kalbu dan adab-adabnya, serta mengetahui segala bencana dan penyakit nafsu serta cara menyembuhkannya. Seorang yang lemah lembut, pemurah kepada kaum muslimin, khususnya kepada para muridnya. Apabila melihat para muridnya belum mampu untuk melawan nafsunya dan kebiasaannya yang jelak misalnya, beliau lapang dada terhadap mereka setelah menasehatinya dan bersikap lemah lembut kepadanya sampai mereka mendapat petunjuk. Selalu menutupi segala yang timbul dari aib yang menimpa para muridnya. Bersih dari harta para muridnya serta tidak tamak terhadap apa-apa yang ada di tangan para muridnya. Baca juga Wali Mursyid Itu Perlu Selalu melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan Allah, sehingga segala perkataannya berbekas pada diri para muridnya. Tidak banyak bergaul dengan para muridnya kecuali sekedar perlu dan selalu mengingatkan hal-hal yang baru dalam hal tarekat dan syari’ah sebagai upaya membersihkan jiwa dan agar beribadah kepada Allah dengan ibadah yang benar. Perkataannya bersih dari berbagai kotoran hawa nafsu, senda gurau, dan dari segala yang tidak bermanfaat. Lemah lembut dan seimbang dalam hak dirinya, sehingga kebesaran dan kehebatannya tidak mempengaruhi dirinya. Selalu memberi petunjuk kepada para muridnya dalam hal-hal yang dapat memperbaiki keadaannya. Tanwirul Qulub. Dijelaskan dalam kitab Ummul Barahin halaman 69, ﻭَﻳَﺨْﺘَﺎﺭُﻩُ ﻟِﻠﺼَّﺤْﺒَﺔِ ﻣِﻦَ ﺍْﻷَﺋِﻤَّﺔِ ﺍﻟْﻤُﺆَﻳِّﺪِﻳْﻦَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺑِﻨُﻮْﺭِ ﺍﻟْﺒَﺼِﻴْﺮَﺓِ ﺍﻟﺰَّﺍﻫِﺪِﻳْﻦَ ﺑِﻘُﻠُﻮْﺑِﻬِﻢْ ﻓِﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻌَﺮَﺽِ ﺍﻟْﺤَﺎﺿِﺮِ ﺍﻟْﻤُﺸْﻔِﻘِﻴْﻦَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴْﻦِ ﺍﻟﺮُّﺅَﻓَﺎﺀِ ﻋَﻠَﻰ ﺿُﻌَﻔَﺎﺀِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻓَﻤَﻦْ ﻭَﺟَﺪَ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺼِّﻔَﺔِ ﻓِﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﺍﻟْﻘَﻠِﻴْﻞِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﺟِﺪًّﺍ ﻓَﻠْﻴَﺸُﺪَّ ﻳَﺪَﻩُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻟِﻴَﻌْﻠَﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻻَﻳَﺠِﺪُ ﻟَﻪُ ﺛَﺎﻧِﻴًﺎ ‏ “Dan Ulama memilih untuk berguru kepada imam-imam muayyidin yang menguatkan agama Allah dengan nur pengawasannya, yang zuhud zahidin terhadap/dari dunia harta, yang mengasihi musyfiqin orang-orang miskin, yang lembut dan kasih sayang ru’afa kepada orang-orang mukmin yang lemah. Maka siapa menemukan seseorang yang bersifat seperti sifat ini pada zaman yang sangat sedikit kebaikannya ini, maka berpegang kuatlah dan belajarlah kepadanya, karena sesungguhnya ia itu tiada duanya” Baca juga Kiai Athorid Siraj Inti Thariqah adalah Mursyid Dari keterangan di atas disebutkan ada syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Guru Mursyid Kamil, yaitu 1. Muayyidin Memperkuat dan menghidupkan ajaran agama Islam dengan Nur Bashiroh mata hatinya. 2. Zahidin Zuhud terhadap harta dunia, tidak mau meminta-minta kepada manusia dan jin. 3. Musyfiqin menyayangi orang-orang miskin, menyantuni ribuan orang melarat dengan penuh kasih sayang. 4. Ru’afa’u lil mu’minin memiliki kasih sayang dalam mendidik orang-orang bodoh sehingga memiliki keimanan yang haqqul yaqin Mu’min sejati. Itulah di antaranya berbagai ciri Guru Mursyid Kamil yang akan mendidik kita agar sampai kepada Allah Swt, berdasarkan pengalaman dirinya yang memang beliau sudah wushul kepada Allah Swt. Carilah Guru Mursyid yang memenuhi kriteria tersebut walaupun harus pergi sampai ke ujung dunia, walaupun harus merangkak di atas salju. Karena Dialah yang memahami jalan keselamatan dunia akhirat. Alangkah ruginya orang yang tidak memiliki Guru Mursyid. Lebih rugi lagi, orang yang sudah menemui Guru Mursyid tapi tidak bisa mengambil manfaat dan hikmah darinya. Baca juga Pesan Abah Anom Agar Pengamal TQN Belajar Ilmu Keislaman Hati-hati Mursyid Gadungan Sayyid Utsman bin Yahya, Mufti Jakarta mengingatkan agar berhati-hati dengan Guru Mursyid Gadungan walaupun secara dzahir sanad thariqahnya bersambung kepada Rasulullah Saw, tapi secara batin belum tentu tersambung dengan Sirr-nya Rasulullah Saw. Syaikh Abdul Qadir Al Jailani juga mengingatkan bahaya Mursyid Gadungan ini dalam kitab Masyra’ur Rawi. المرشد إذا أحب الدنيا فهو كلب عقور Syaikh Abdul Qodir Jailani berkata “Seorang Mursyid jika mencintai dunia maka dia adalah anjing buas”. Mursyid gadungan ini, akhlaknya tidak mengikuti akhlaknya Rasulullah saw dan perilakunya tidak mengikuti Sunnah Rasulullah Saw. Demikianlah, semoga bermanfaat. Penulis Dr. H. Ajid Thohir Ketua Dewan Pakar LDTQN Pusat Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe! Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan ______ Ni0eCr.
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/415
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/486
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/361
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/558
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/72
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/158
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/83
  • lg7wdoa5kh.pages.dev/70
  • ciri ciri guru mursyid